Bagi orang Sumatera PORSIMAPTAR (Pekan Olah Raga dan Seni Mahasiswa, Pelajar dan Taruna) adalah hal baru. Karena memang ajang ini hanya berada di Pulau Jawa dan Bali saja. Biar dijelaskan sedikit yaa tentang acara ini. Jadi tuh acara ini adalah ajang bagi pecinta olahraga dan seni tingkat SMA, Mahasiswa dan Taruna yang diadakan oleh Akademi Polisi di Semarang, Jawa Tengah. Sudah 16 tahun acara ini berjalan dan menjadi acara rutinan bagi pelajar dan taruna di Jawa. Karena selain acara yang bergengsi, hadiahnya pun lumayan bisa untuk makan-makan sekelurahan. Makan kerupuk pake saos sachetan itu tapi yaaaa. Nah baru pada tahun 2017 Akpol bekerja sama dengan Kementrian Pemuda dan Olahraga mengadakan Porsimaptar secara nasional. Jadi supaya biar bergelar nasional diundang lah perwakilan dari sekolah, kampus dan akademi dari kota-kota di luar Pulau Jawa
Akpol bagian dalam |
Salah satunya adalah SMA Unggulan CT Foundation sebagai perwakilan dari Sumatera Utara dan sebagai sekolah pilihan yang mewakili Pulau Sumatera. Bagaimana cara memilihnya kok bisa SMA CTF yang terpilih?? Sampai sekarang pun aku tidak tahu, kalau aku tanya sih sama taruna akpol/ panitianya menurut mereka itu pilihan pak Imam Nahrowi sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga. Kok bisa Pak Imam kenal CTF?
Ada hubungan apa Pak Imam dengan Pak Chairul Tanjung sebagai pemilik sekolah?
Ya sudahlah yaa itu biar urusan orang-orang sana, aku mah gak mampu berpikir sampai disana. Aku mah cuma baby sitter yang ngurusin anak-anak dimana orangtuanya sibuk nyari rezeki untuk nyekolahin bocah-bocah CTF ini. #Ditabokbougenvile (besok pake ID Card tamu kau Euis)
Singkat cerita tanpa seleksi regional tapi seleksi lokal ala-ala CTF, aku dan teman-teman guru serta siswa yang selanjutnya ditulis "kami" pun berangkat ke Semarang demi memenuhi undangan pak menteri dan pak polisi yang membutuhkan kami untuk memeriahkan acara Porsimaptar 2017. Jujur siih kami memang gak tahu apa-apa tentang acara ini sebelumnya, bahkan gambarannya pun sama sekali tak nampak di pelupuk mata. Kami cuma bisa membayangkan versi enak dan mudahnya. Dengan membawa bekal nasi plus sambal teri dan telur dari dapur istimewa CTF, serta dana yang sederhana kami memberanikan diri berangkat ke Semarang. Niat kami lebih besar dari patung Sigale-gale yang merupakan properti tari. Dengan membawa semangat juara (semangatnya aja) kami mengikuti 4 cabang lomba dari belasan cabang lomba yang ada. keempat lomba itu adalah Lari 5K, Band, Dai, dan Tari tradisional. Jangan tanya juaranya dulu yaa itu nanti 1 kalimat aja yang bakalan diinput... hahahaha spoilernya kelihatan jelasasssss.
Andri dengan medali lari 5K |
Berangkat tanggal 17 Nopember 2017 hari Jumat pagi dari Medan, kami harus diturunkan terlebih dahulu di Bandara Halim Perdana Kusuma. Disanalah kami menikmati nasi bungkus yang bakal kami rindukan selama 9 hari di Semarang. Oh iya ada kejadian seru saat mau berangkat dari Bandara Kualanamu. Karena jumlah kami 20 orang tentu bagasi juga banyak. Nah petugas chek in pesawatnya tuh gak mau kumulatif saat menghitung berat bagasi, mesti satu-satu. Yang ada kami harus kelamaan naik pesawat. Bahkan pilot harus menunggu karena masih banyak penumpang yang belum naik gara-gara kami.....ahahahahah. Jadilah adegan di Home Alone 2 kami lakukan. Menjadi sprinter dari pintu chek in bandara menuju pesawat udara. Masalahnya ini Kualanamu pemirsaaa... pintu masuk dimana, pintu pesawat dimana. Bukan seperti Polonia kemarin. Dengan membawa beban yang gak sedikit kami harus lari-larian supaya tak ditinggal terbang. Muka putih, kaki jadi lentur, detak jantung 15234/detik. Daebak lah kalo kata bang Lee Min Ho.
Sesampainya di Akpol, kami disambut oleh cicak-cicak manja yang terganggu tidurnya karena ada pendatang baru yang datang. Asrama polisi yang kami tempati masih sangat-sangat berabu. For your information aja siih, yang laki-laki di hotel kami perempuan di asrama polisi. Biar aman siih dijagain polisi. #katanya.
Lokasi asrama dengan pintu gerbang keluar jauuuuuhhhhhhhhhh banget. Sejauh mendapatkan cintanya Nam Se Hee yang hatinya hampir mati. #TerussKorea
Sebagai pendatang yang baru pertama kali menginjakkan kakinya di Semarang pastilah kami tak tahu apa-apa tentang lokasi kejadian. Apalagi jalan masuk dari gerbang ke asrama itu berliku-liku, one way, berbelok-belok melewati jembatan, hutan, kebun rusa, stadion, rumah polisi, patung polisi, polisi tidur, dan naik turun jalanan. Alhamdulillah CTF sudah menamatkan alumninya dan tersebar di berbagai kota di Indonesia. Jadi sebagai langkah awal, memohon bantuan dari alumni yang kuliah di Undip adalah salah satunya. Saat masih di Medan sih aku sudah menghubungi Taufik Hidayat. Alumni angkatan kedua yang kuliah di Undip. Makanya gitu aku sampai Semarang dia langsung datang ke Akpol bersama brothernya alumni angkatan satu bernama Hapiz Maulana Zakaria. Selanjutnya Hapiz inilah yang banyak membantu kami selama kami di Semarang. Yaa Allah kalau boleh berandai-andai bisa gak yaa Hapiz ini di copy paste sampe 50 terus jadi siswa CTF lagi.
Terus siswa CTF yang disini gimana??
Diupgrade atau diinstal ulang biar jiwanya kayak Hapiz.....ajajajajajajahaaslaksa.
Enggak kok ibu bercanda nak, every child is special lhoo kalau kata Bu Rida. #ciaouuuu
With our saviors while we were semarang. Hapiz and Saman |
Hari Minggu 19 Nopember 2017 Porsimaptar XVII resmi dibuka oleh Menteri Pemuda dan Olahraga, Bapak Imam Nahrowi di Lapangan Bhayangkara Akademi Kepolisian. Acaranya bagus walau harus dilalui dengan rintik-rintik hujan. Kasian peserta harus basah-basahan. Pak Menteri mah enak, gak kena hujan. Mau??? yaah jadi menteri lah.
Dengan berbagai atraksi seperti drumband dan simulasi penumpasan aksi teror yang semua dilakukan oleh taruna tingkat III sebagi panitia utama. Kalau taruna tinggkat II masih panitia bayangan. Kalau tingkat I mah umpan suruh senior. Angkat properti, cabut rumput, operasi semut, mengutip sampah, pagar betiss untuk tamu. Kasiannnn mereka. Tunggu 2 tahun lagi yaa dek.
Para taruna saat gladi pembukaan |
Senin, 20 Nopember 2017
Lomba band diadakan di stadion Taruna Akpol. CTF mengirimkan perwakilannya ke ajang ini untuk ditandingkan dengan band-band profesional lainnya dari berbagai daerah di Indonesia. Nyanyian wajib yang dibawakan adalah jingle Porsimaptar dan lagu bebasnya kita pilih Pulau Samosir. Honestly emang kita kalah jauhh dari band-band lainnya yang tampil saat itu. Evalusinya sih, kalah dari segi alat musik, performance, vokalitas, dan skill individu pemain. Tapi syukurnya anak-anak tampil tanpa cacat dan memberikan yang terbaik. Walau lawan lain jauuhh lebih baik. Makanya kalau belum juara wajar lah yaa. (Pelisss butuh pemakluman pelisss)
Lomba Band ini diikuti 15 peserta dari berbagai SMA, mahasiswa dan taruna se-Indonesia. Tapi kalau dilihat siih banyakan yang dari Semarang. Kalau luar Semarang mereka banyak ikut lomba olahraga. Kalau CTF? belum bisa ikut lomba olahraga, karena memang CTF tidak mencetak atlet tapi para calon professor. Wajarlah yaa kalau lomba olahraga sering jadi penonton. Lagi-lagi butuh pemakluman
Siangnya di kopel 21, asrama tempat tinggal kami tercinta, Jakfar berlatih Dai bersama Taufik Hidayah. Dihari ini Taufik banyak memberikan masukan dan nyanyi bareng adik-adiknya. pokoknya they have so much fun with thier brother. Thanks Taufik for sharing and gave your time for us.
Malam pertama di Semarang disambut oleh Taufik dan Hapiz |
Hari ini kami lalui dengan full latihan menari. Demi menampilkan tampilan terbaik, panas terik dilalui. Dilihatin lalu lalang orang, dicuekin. Dimarahin Bu Eka, senyumin. Selepas latihan waktunya mencari mangga dan rambutan disekitaran asrama yang bernama DEN SIPSS Kopel nomor 21. Anak-anak dengan bebasnya makan mangga dan rambutan, karena memang gak ada yang ngambil. Tarunanya gak sempat untuk ambil-ambil yang begituan. Bersama tim dari Papua mereka bekerjasama dalam melempar mangga. Maklum lah di sekolah hal seperti ini jatuhnya haram. #KeselekBijiMangga
Sharing session after latihan menari |
Rabu. 22 Nopember 2017 Time for Gale-gale performance
Pukul 04.00 WIB pagi, azan subuh sudah berkumandang di mesjid-mesjid Semarang. Kopel 21 sudah mulai sibuk mempersiapkan diri untuk penampilan tari di siang harinya. Jam 06 pagi para pria sudah mulai berdatangan ke kopel 21 untuk melakukan make up oleh make up artis, yaitu aku dan Eka. Ditempat lain, di mesjid yang berada di Akpol, Jakfar sedang berlomba menjadi penceramah. Dia berjuang menjadi yang terbaik. Walau belum menjadi juara diajang tersebut. Sebagai catatan, waktu yang diberikan adalah 10 menit, jadi selama 10 menit itu manfaatkan lah dengan sebaik-baiknya. Isi yang berkualitas pastinya. Bukan berarti Jakfar tidak berkualitas, hanya saja waktu Jakfar over limit. Keseluruhan isi ceramhnya 13 menit 39 detik. Jadi dengan waktu yang hanya 10 menit, Jakfar harus memanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Walau pemenggalan isinya belum tepat. Banyak point penting yang tidak tersampaikan. Hasilnya wajarlah kalau dia belum juara. (Kali ini butuh kewajaran)
Perfotoan bersama Gubernur Akpol Irjen. Pol. Dr. H. Rycko Amelza Dahniel, M. Si. |
Tepat sebelum tampil dan sebelum basah-basahan kena hujan |
Minggu, 26 November 2017
Yeeee akhirnya kita pulang. Jam 6 pagi kita sudah menunggu cantik di depan kompleks DEN SIPSS. Menunggu Kak Roby Andri, LO kita yang baik hati menjemput kita dengan bus polisi yang nyaman itu. Serius benar-benar nyaman busnya. Lagunya juga enak-enak diputarin pak supirnya. Oh iya lupa menjelaskan tentang Roby. Roby ini adalah taruna tingkat III yang menjadi penangung jawab kami selama di Semarang. Yaahhh kalo kami bilang Roby ini calon Kapolda Sumut. Ahahahahahaha....Saking tegasnya dia itu lhoo. Kalimatnya yang sangat fenomenal "nyawa kalian sangat berharga buat saya, tapi tolong jangan manfaatkan saya" ngejelb kan. Antara tegas sama kejam beda tipis emang Rob. But anyway thank you so mucchhhhh deh Rob untuk kebaikannya, menerima keluh kesah kami dan perlindungannya. Kalau jadi Kapolda Sumut jangan lupakan kami yaaaaa....wauahahahawahahawahha #Mendadakmanis.
Eka dan Roby, sang LO kami tercinta |
Terima kasih untuk para alumni CTF yang sudah berkenan hadir ke Akpol yang masuknya harus keliling-keliling. Terima kasih untuk kalian yang mau meluangkan waktu berharganya demi melihat ibu dan adik-adik yang biasa saja ini. Untuk Hapiz, Taufik dan Ali Saman yang sudah menyumbangkan ide, waktu, peralatan, motor, dan bawakan makanan untuk kami while we were in Semarang, terima kasih banyak yaa nak. Semoga kuliahnya cepat beress, dapat kerjaan yang layak dan baik, sukses dunia akhirat deh pokoknya. Terima kasih untuk para mas-mas Gojek Semarang yang sudah mau mengantarkan makanan kepada kami melalui Go-food. Selama di Medan gak pernah pakai aplikasinya eh di Semarang seriussan jadi kebutuhan utama. Catatan untuk peserta berikutnya, ikutan katering yang disediakan Akpol saja deh, biar gak ribet kalau mau makan. Cuma Rp 15.000,- aja kok, gak pakai pusing mikirin mau makan apa. Sekiannnn
Akhirul kalam, pengalaman memang lebih mahal dari materi yang dikeluarkan. Semoga pengalaman ini tak hanya tersimpan di memori tetapi juga menjadi modal dalam melakukan sesuatu kedepannya. At least yaahh bisa jadi cerita menyenangkan lah untuk dibahas beberapa bulan kedepannya.
Kami yang pergi dan merusuh di Semarang
~ Abi Handika sang guru agama yang kadang ngeselin kalo ngejoke. Bikin palak lho bi.... hahahah
~Fahrizal Rambe, guru fisika yang jago ngeband. Slow but sure nih anaknya yang penting jelass yaa zal.
~ Aan Deki Praja Pane, Si kadiv yang tahunya tepe-tepe gak jelas sama perempuan Indonesia. Hmmm ingat yang di Bank Syariah pak... wuahehehe
~Eka Lestari, Sang maestro tari, koreografer yang ternyata cerewetnya luar biasa... #cussbye
~Dan bocah-bocah yang menggemaskan yang kadang jadi bahan ketawaan (Mustakim, Agung, Dimas, Rifki, Andri, Ibnu, Farhan, Fahmi, Jakfar, Maylisa, Mutiah, Niken, May, Yulia, dan si embul Tasya)
For visual effect please watch this video!!!
Persiapan Team dari SMA Unggulan CT Foundation untuk PORSIMAPTAR 2017
SMA Unggulan CT Foundation Mengikuti Acara PORSIMAPTAR 2017 [AFTERMOVIE]
Penampilan tim SMA Unggulan CT Foundation dalam acara PORSIMAPTAR 2017
Seluruh siswa minus para guru lelaki. Gantinya Hapiz aja yaa |
our view everyday |
Jalanan Akpol yang naik turun gunung |
Saat acara pembukaan |
the teachers |
anak gadis selama sembilan hari |
alumni yang berkenan hadir menjumpai kita |
Seribu pintu |
Wow, Luar Biasaaa. Lengkap sekali buk.
ReplyDeleteKalau dijadikan film durasinya bisa 2 jam nih. Hehehe
Mantap bu, lanjutkan
ahahahahha.... kalo bisa lebih Piz, biar kayak film India. Kan pas tuh, nari di hujan2an
Delete