Euistory: Survey CTF 2017: Pelajaran Syukur Yang Luar Biasa

Tuesday 30 May 2017

Survey CTF 2017: Pelajaran Syukur Yang Luar Biasa


“Dan (Ingatlah) ketika Tuhan-Mu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat” (Q.S. Ibrahim: 7)

Dalam ayat diatas Allah sudah berjanji bahwa kalau kita bersyukur pasti Allah SWT akan menambah nikmat kepada kita. Nikmat itu bisa pasti bukan hanya rezeki, tetapi nikmat iman yang sampai sekarang masih dirasakan dalam agama penuh berkah ini.  Nikmat kesehatan juga sebuah rezeki yang tak terhingga bagi kita. Karena kalau kita sakit baru kita sadari betapa nikmatnya sehat itu.

Kali ini aku merasa bijak dengan menulis tema ini. Bukan tiba-tiba kerasukan Ummi Pipik istrinya Alm. Ustadz Jefry Al-Bukhori atau tiba-tiba menjadi Okki Setiana Dewi. Yaah walau pun sekilas kita mirip-mirip (Dilihat dari ujung jarum pentolnya) Aku seketika tersentak dengan semua nikmat yang telah diberikan Allah kepada ku betapa luar biasanya tanpa bisa satu-satu aku jelaskan. Bahkan tak akan sanggup ditulis walau sepanjang tulisan tesis mahasiswa S2 Oxford yang tak lulus-lulus sehingga dikejar dosen pembimbing.  


Hal ini terjadi saat aku ditugaskan untuk melakukan survey kunjungan ke rumah calon siswa SMA Unggulan CT Foundation tahun ajaran 2017-2018. Seperti biasa setiap tahunnya, SMA Unggulan CT Foundation menerima calon siswa dari golongan kaum menengah kebawah secara ekonomi untuk disekolahkan secara gratis setingkat SMA setelah melewati tahapan seleksi berkas dan ujian tertulis. Tahapan ketiga yaitu survey, selalu dilakukan oleh setiap perwakilan dari CT Crop yaitu SMA Unggulan CT Foundation, Transmedia, dan Bank Mega. Kali ini aku ditugaskan untuk kembali menjadi surveyor ke rumah-rumah calon siswa yang telah dinyatakan lulus ujian tertulis. Kembali aku harus bertanya tentang keadaan ekonomi, pekerjaan orang tua, penghasilan perbulan, aset yang dimiliki bahkan tentang utang-piutang yang dimiliki. Banyak orang tua yang harus menahan air matanya saat menceritakan betapa susahnya hidup mereka. Banyak orang tua yang menginginkan anak mereka lulus dengan harapan anaknya dapat merubah nasib keluarga mereka. Bahkan ada orang tua yang merasa kalau anaknya tak sekolah di CTF maka mungkin anaknya tak dapat melanjutkan sekolah lagi.


Berbagai pekerjaan orang tua calon siswa yang dilakukan demi menyambung perekonomian keluarga. Ada yang harus kerja apa saja yang penting halal. Menjadi asisten buruh bangunan, mencari batu di sungai, jualan bakso bakar keliliing, jualan es keliling, jualan bubur, supir, buruh cuci, tukang ojek (bukan ojek online, di kampung belum ada gojek) bahkan ada orang tua yang memiliki keahlian lari. Yaaa lari dari kejaran utang yang melilit dan meninggalkan anak-anaknya di rumah tanpa kabar berita hingga sekarang. Ada yang sengaja disekolahkan di pesantren karena sampai kelas IV mereka belum bisa mengambil ijazah setingkat Tsanawiyahnya disebabkan mereka belum membayar uang sekolah si anak yang sudah menunggak sampai 7 bulan. Akhirnya si anak dilanjutkan ke pesantren itu dengan masih menunggak SPP hingga sekarang. Makanya si anak rela mengulang 1 tahun lagi kembali ke kelas 1 SMA. Padahal tahun ajaran depan dia seharusnya sudah kelas 2 SMA.

Bahkan cerita dari surveyor wilayah Mandailing Natal dan Sibolga lebih menyedihkan lagi. Ada sebuah keluarga yang sudah seperti cerita motivasi tentang ayah dan ibu di youtube yang sering kita lihat. Keluarga tersebut hanya makan sekali sehari, dimana mereka hanya bisa makan bila si ayah pulang kerja dan membawa uang. Itu pun si ayah dan ibu hanya makan dua suap karena takut nasinya tidak akan cukup untuk anak-anaknya. Mereka tidak kenal sarapan, makan siang apalagi jajan cemilan, gorengan, pizza, mie ayam, ayam goreng tepung, ayam saus keju, ayam penyet, ayam presto, ayam tak betulang,  apalagi oleh-oleh khas Medan milik Irwansyah yang katanya lagi hits itu. Tetapi anaknya pintar, selalu juara 1 disekolahnya. ALLAH MAHA ADIL DAN MAHA PENYAYANG.

Pelajaran sangat berharga yang aku dapatkan dari perjalanan survey ini adalah rasa syukur dari semua yang telah Allah berikan kepada ku. Memiliki keluarga yang utuh dan menyayangi ku penuh kasih. Sampai kalau jam 8 malam aku belum pulang, maka dari ibu, bapak, abang, kakak yang di Selayang, kakak yang di Surabaya akan menelpon, Line, Whatsapp, BBM, messengger dan kalau perlu bertanya dengan kawan-kawanku yang ada di list pertemanan Facebook dan buat status tentang keberadaan ku di wall sehingga seluruh jagad raya Facebook tahu kalau aku “hilang”. Tapi aku bersyukur mereka masih mengkhawatirkan ku,  it’s mean that they love and care about me sooooo muchhhhh.

Selama ini aku selalu mengeluh dengan makanan yang ku makan, pekerjaan yang biasa saja, dan uang yang tak pernah cukup. Tetapi melihat ada orang yang bahkan makan saja sulit, pekerjaan yang super berat dengan penghasilan yang super ringan, aku malu... AKU MALU!!! Aku malu dengan mereka dan pastinya aku malu dengan Sang Maha Pemberi. Betaaaaappaaaa banyaknya yang telah Dia berikan kepada ku. Betapa sayangnya Dia kepadaku sehingga apa yang aku butuhkan selalu diberikan. Aku malu dengan semua keluhanku yang tak ada habisnya dari mulut ini. Aku malu dengan sikap sombong yang tak punya apa-apa. Aku malu dengan semua penyakit hatiku yang ku kira sehat-sehat saja tetapi  tersimpan penyakit luar biasa. Ini lah tabiat manusia yang sulit untuk bersyukur dan melihat apa yang telah mereka miliki.

Bersyukur adalah pekerjaan yang sangat mudah untuk menambah rezeki. Allah sudah menjanjikan itu. Kenapa kita harus takut akan kekurangan kalau kita sudah bersyukur. Karena dengan bersyukur kita akan merasa cukup dengan apa yang kita dapatkan dan dengan apa yang kita beri. Terlihat mudah, tetapi kenapa sangat sulit untuk dilakukan? Hmmm mungkin manusianya kurang piknik, kurang luas permainannya atau kurang sering jalan-jalan ke majelis ilmunya. Ini adalah self talk yang memberikan pelajaran berharga bagiku. Sudah sepantasnya kita bersyukur dengan yang Allah berikan kepada kita. Hal yang paling simpel yang bisa kita lakukan adalah dengan mengucapkan Alhamdulillah atas semua hal yang kita dapatkan dan kegiatan yang kita selesaikan. Karena itu semua adalah pemberian dari Allah SWT. Bahkan kalau perlu kita ucapkan hamdallah setiap hembusan nafas ini. Karena oksigen yang kita hirup adalah milik-Nya. Bayangkan kalau semenit saja Allah mematikan proses fotosintesis yang membuat produksi oksigen terhenti, kita bernafas pakai apa? Emang kita punya stok oksigen di paru-paru? Atau tabungan oksigen di rumah? Enggak ada kan. Terus kita jadi apa tanpa oksigen semenit saja. Ya ampun membayangkannya saja sudah merinding. Kalau Allah sudah mencabut nikmatnya, kita bisa apa? Kepada siapa lagi kita harus mengadu? Kepada siapa lagi kita harus meminta? Bukan kah Dia yang Maha Kaya, Maha Pemilik segalanya. Kalau Allah tak mau memberikannya, bagaimana nasib kita sebagai makhluk yang lemah ini. Maha Suci Allah, dengan segala kebaikan-Nya, Allah akan selalu menerima taubat manusia yang benar-benar bertaubat dengan sesungguhnya taubat.

Semakin sering kita melihat orang-orang yang dibawah kita maka semakin tinggi rasa syukur kita. Semakin sering kita melihat orang sakit maka semakin sering kita aware dengan kesehatan kita. Aku bukan ingin menasehati, karena aku belum memiliki kapasitas yang layak untuk itu. Aku hanya ingin sebagai manusia kita saling mengingatkan. Mari tingkatkan rasa syukur kita kepada Allah, Sang Pemilik Alam. Dengan bersyukur maka kebahagiaan yang selama ini kita cari akan datang dengan sendirinya. Terima kasih untuk perjalanan yang luar biasa dan bertemu dengan orang-orang yang mengajarkan serta mengingatkan ku kembali rasa syukur tersebut. Allah menegurku dengan cara yang paaaaaaaling Baik. Semoga rasa syukur itu semakin bertambah seiring bertambahnya berat badan ini.

“Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu mengitungnya. Sungguh, Allah benar-benar Maha Pengampun, Maha Penyayang” (Q.S. An-Nahl: 18)

Medan, 30 Mei 2017 (4 Ramadhan 1438 H) 

2 comments:

Wikipedia Korea Yang Tobat

Aku adalah perempuan dewasa yang sudah berusia kepala tiga. Kegilaan ku terhadap dunia Korean wave dimulai sejak aku SMA kelas 1 ya...