Aku
adalah perempuan dewasa yang sudah berusia kepala tiga. Kegilaan ku terhadap
dunia Korean wave dimulai sejak aku SMA kelas 1 yang artinya saat itu usiaku
baru beranjak 15 tahun. Jadi kurang lebih 15 tahun aku tenggelam bersama para
oppa tampan yang digila wanita, oenni cantik yang memiliki body goals sempurna
(walau menyiksa mereka), ahjussi mempesona yang tak kenal usia dan para
dedek-dedek gemes yang mulai beranjak remaja. Aku sudah mulai jatuh cinta
dengan drama Korea dari Lee Min Ho masih belum ada apa-apanya sampai dia sudah
jadi doryonim disetiap dramanya.
Awal
mula masuk kelembah jurang perkoreaan ini adalah saat aku menonton drama Korea
Endless Love yang dibintangi Song Hye Kyo, Won Bin dan Song Seung Ho. Masih
ingat saat dramanya main di channel TV ikan terbang, aku masih duduk di bangku
SMA. Saat sedang latihan Paskibra kita mohon-mohon sama pelatihnya untuk bisa
cepat pulang karena drama Endless Love saat itu episode terakhir. Yaah kalau
tahu saat itu ternyata Song Hye Kyonya mati, mending kita latihan paskibra saja
deh. Drama Korea pada tahun 2000an memang selalu memiliki ending mengenaskan.
Setelah itu hampir setiap drama Korea yang ditayangkan setiap sore di channel
TV tersebut hampir selalu aku ikuti. Perjalanan mengikuti drama Korea terus
berlanjut sampai aku kuliah. Dulu sih, Korea kan gak begitu wah yaaa. Pengikut
drama Korea belum sebanyak sekarang dan nontonnya pun harus dari TV swasta yang
mengikuti jam tayang mereka. Makanya dulu aku suka hilang tiba-tiba saat ada
acara atau kegiatan di kampus. Hanya karena mau menonton Dae Jang Geum masak di
drama Jewel In the Palace. Baru pada akhir tahun 2009 aku mulai masuk ke lembah
dunia per-Kpop-an. Iyaa Super Junior adalah racunnya saat itu. Dan lagu
Sorry-sorry yang booming dan sering di putar di toko DVD bajakan di kampus
meracuni otakku. Penasaran cari tahu, eeh keluar lagu Bonamana yang makin
membuat ku penasaran. Akhirnya yaahh aku pun tenggelam semakin dalam Tidak
hanya drama Korea dengan segala Ostnya yang buat gila, ditambah lagi K-pop yang
semakin menarik ku ke dasar lautan.
Semakin
bertambah usia, maka semakin bertambah pengalaman ku tentang Korea. Aku hapal
nama semua member Super Junior, SNSD, Big Bang, 2NE1, Shinee, 2PM, Sistar,
Wonder Girls, dan hampir semua boyband dan girlband generasi kedua. Bukan hanya
tahu nama-namanya, tetapi juga kepribadiannya di depan kamera. Ini si centil
Tiffany SNSD, si aneh yang bersuara emas Yesung Super Junior atau evil magnae
Kyuhyun yang jahilnya diatas logika manusia
Untuk
drama Korea, hmm….jangan ditanya. Ilmu ku tentang drama Korea semakin kuat. Aku
bahkan dipanggil sebagai Wikipedia Korea. Semua hal tentang drama
aku tahu, walau kadang aku tak menonton dramanya. Siapa pemain dan pernah bermain apa aktor di drama tersebut aku tahu. Jangan ditanya berapa banyak
drama yang sudah ku tonton. Bahkan list drama di buku ‘Pernah Tenggelam’ hampir
semua masuk dalam checklist drama yang sudah ditonton. Cara nontonnya gimana??
Maaf aku gak pernah streaming karena mahal. Jadi dari nonton di TV swasta, DVD
bajakan, minta file sama teman, sampai download sendiri pakai wifi kantor dan
kadang kuota sendiri. Gilaa uang habis hanya untuk beli paket internet. Waah
gak kebayang dulu sampai segila itu. Lebih banyak lihatin mereka di youtube
daripada mengajinya.Bahkan beberapa kali aku menulis tentang kegilaan ku dengan Korea di blog ini. Lengkap dari review drama, Super Junior, Cinta untuk para oppa. Sengaja tidak aku hapus, biar jadi bahan ketawa dan introspeksi diri bahwa aku pernah segitunya dengan Korean Wave.
Hingga
pada suatu titik, aku mulai sadar, kok hidup ku gini-gini aja yaa. Kok aku bisa
tahan nonton marathon drama Korea yang membuat ibadah subuhku berantakan. Kok
aku senang yaa lihat adegan mesra-mesraan tapi di dunia nyata aku berkoar-koar
gak mau pacaran. Keluar kamar saja kalau ada abang ipar, aku heboh pakai hijab. Tapi saat lihat adegan
romantis yang kadang cenderung erotis akunya biasa aja. Ya Allah…aku munafik. Berdoa
mohon-mohon sama Allah agar bisa sembuh dari kecanduan fana ini.
Akhinya
Allah mulai memberi secercah hidayah-Nya pada ku.. Mulai menyeimbangkan nonton
drakor dengan mendengar kajian ustad di youtube atau Instagram. Mulai sadar
tapi belum bisa berenang ketepian. Godaan teman kantor yang selalu cerita
drakor, akun-akun fanbase drakor dan Kpop masih bersliweran di timeline ku yangmembuat ku susah lupa.
Aku selau beralasan, for wasting time after maghrib, mending nonton drakor.
Karena memang aku tidak punya kegiatan setiap malam.
Tapi Allah Maha Baik, Dia
entah bagaimana membuat ku mengajar mengaji Iqro anak-anak sekitar rumah selepas
maghrib hingga pukul 9 malam. Membuat ku memiliki waktu berfaedah dan sudah
keburu lelah untuk nonton lagi. Sedikit-sedikit waktu ku untuk menonton drakor
sudah tidak ada. Kajian dari para ustadz sudah mulai mencuci otakku. Membaca
buku ‘Pernah Tenggelam’ sudah banyak menamparku. Ditambah lagi aku pindah
kantor baru yang teman-temannya tidak
ada yang suka drama Korea. Aku mulai unfollow akun-akun fanbase Kpop dan drakor
begitu pun para artis-artinya. Hingga akhirnya aku pun semakin jauh
meninggalkan Korea dengan segala dramanya. Semakin jauh kutinggalkan, semakin
taka ada rasanya lagi drama Korea itu. Walau sedang ada drama yang booming,
hasrat ku untuk menonton hilang.
Intinya,
bila kita ingin lepas dari dunia K-Wave maka tanamkan sungguh-sungguh dalam
hati. Hapus semua hal yang berbau Korea. Cari teman yang tidak suka tentang
Korea. Banyak dengar kajian. Cari kegiatan yang bermanfaat sehingga waktu untuk
stalking dan bapering tidak ada. The last but not the least, mohon pada Allah
SWT untuk menguatkan ikhtiar kita, karena Allah tempat meminta segalanya dan
pemberi hidayah untuk ummat yang memintanya.
Euis
Munawarah
Sang Wikipedia Korea Pada
zamannya
No comments:
Post a Comment