Euistory: Wikipedia Korea Yang Tobat

Wednesday, 10 June 2020

Wikipedia Korea Yang Tobat




Aku adalah perempuan dewasa yang sudah berusia kepala tiga. Kegilaan ku terhadap dunia Korean wave dimulai sejak aku SMA kelas 1 yang artinya saat itu usiaku baru beranjak 15 tahun. Jadi kurang lebih 15 tahun aku tenggelam bersama para oppa tampan yang digila wanita, oenni cantik yang memiliki body goals sempurna (walau menyiksa mereka), ahjussi mempesona yang tak kenal usia dan para dedek-dedek gemes yang mulai beranjak remaja. Aku sudah mulai jatuh cinta dengan drama Korea dari Lee Min Ho masih belum ada apa-apanya sampai dia sudah jadi doryonim disetiap dramanya.


Awal mula masuk kelembah jurang perkoreaan ini adalah saat aku menonton drama Korea Endless Love yang dibintangi Song Hye Kyo, Won Bin dan Song Seung Ho. Masih ingat saat dramanya main di channel TV ikan terbang, aku masih duduk di bangku SMA. Saat sedang latihan Paskibra kita mohon-mohon sama pelatihnya untuk bisa cepat pulang karena drama Endless Love saat itu episode terakhir. Yaah kalau tahu saat itu ternyata Song Hye Kyonya mati, mending kita latihan paskibra saja deh. Drama Korea pada tahun 2000an memang selalu memiliki ending mengenaskan. Setelah itu hampir setiap drama Korea yang ditayangkan setiap sore di channel TV tersebut hampir selalu aku ikuti. Perjalanan mengikuti drama Korea terus berlanjut sampai aku kuliah. Dulu sih, Korea kan gak begitu wah yaaa. Pengikut drama Korea belum sebanyak sekarang dan nontonnya pun harus dari TV swasta yang mengikuti jam tayang mereka. Makanya dulu aku suka hilang tiba-tiba saat ada acara atau kegiatan di kampus. Hanya karena mau menonton Dae Jang Geum masak di drama Jewel In the Palace. Baru pada akhir tahun 2009 aku mulai masuk ke lembah dunia per-Kpop-an. Iyaa Super Junior adalah racunnya saat itu. Dan lagu Sorry-sorry yang booming dan sering di putar di toko DVD bajakan di kampus meracuni otakku. Penasaran cari tahu, eeh keluar lagu Bonamana yang makin membuat ku penasaran. Akhirnya yaahh aku pun tenggelam semakin dalam Tidak hanya drama Korea dengan segala Ostnya yang buat gila, ditambah lagi K-pop yang semakin menarik ku ke dasar lautan.

Semakin bertambah usia, maka semakin bertambah pengalaman ku tentang Korea. Aku hapal nama semua member Super Junior, SNSD, Big Bang, 2NE1, Shinee, 2PM, Sistar, Wonder Girls, dan hampir semua boyband dan girlband generasi kedua. Bukan hanya tahu nama-namanya, tetapi juga kepribadiannya di depan kamera. Ini si centil Tiffany SNSD, si aneh yang bersuara emas Yesung Super Junior atau evil magnae Kyuhyun yang jahilnya diatas logika manusia

Untuk drama Korea, hmm….jangan ditanya. Ilmu ku tentang drama Korea semakin kuat. Aku bahkan dipanggil sebagai Wikipedia Korea. Semua hal tentang drama aku tahu, walau kadang aku tak menonton dramanya. Siapa pemain dan pernah bermain apa aktor di drama tersebut aku tahu. Jangan ditanya berapa banyak drama yang sudah ku tonton. Bahkan list drama di buku ‘Pernah Tenggelam’ hampir semua masuk dalam checklist drama yang sudah ditonton. Cara nontonnya gimana?? Maaf aku gak pernah streaming karena mahal. Jadi dari nonton di TV swasta, DVD bajakan, minta file sama teman, sampai download sendiri pakai wifi kantor dan kadang kuota sendiri. Gilaa uang habis hanya untuk beli paket internet. Waah gak kebayang dulu sampai segila itu. Lebih banyak lihatin mereka di youtube daripada mengajinya.Bahkan beberapa kali aku menulis tentang kegilaan ku dengan Korea di blog ini. Lengkap dari review drama, Super Junior, Cinta untuk para oppa. Sengaja tidak aku hapus, biar jadi bahan ketawa dan introspeksi diri bahwa aku pernah segitunya dengan Korean Wave. 

Hingga pada suatu titik, aku mulai sadar, kok hidup ku gini-gini aja yaa. Kok aku bisa tahan nonton marathon drama Korea yang membuat ibadah subuhku berantakan. Kok aku senang yaa lihat adegan mesra-mesraan tapi di dunia nyata aku berkoar-koar gak mau pacaran. Keluar kamar saja kalau ada abang ipar,  aku heboh pakai hijab. Tapi saat lihat adegan romantis yang kadang cenderung erotis akunya biasa aja. Ya Allah…aku munafik. Berdoa mohon-mohon sama Allah agar bisa sembuh dari kecanduan fana ini.

Akhinya Allah mulai memberi secercah hidayah-Nya pada ku.. Mulai menyeimbangkan nonton drakor dengan mendengar kajian ustad di youtube atau Instagram. Mulai sadar tapi belum bisa berenang ketepian. Godaan teman kantor yang selalu cerita drakor, akun-akun fanbase drakor dan Kpop masih bersliweran di timeline ku yangmembuat ku susah lupa. Aku selau beralasan, for wasting time after maghrib, mending nonton drakor. Karena memang aku tidak punya kegiatan setiap malam. 

Tapi Allah Maha Baik, Dia entah bagaimana membuat ku mengajar mengaji Iqro anak-anak sekitar rumah selepas maghrib hingga pukul 9 malam. Membuat ku memiliki waktu berfaedah dan sudah keburu lelah untuk nonton lagi. Sedikit-sedikit waktu ku untuk menonton drakor sudah tidak ada. Kajian dari para ustadz sudah mulai mencuci otakku. Membaca buku ‘Pernah Tenggelam’ sudah banyak menamparku. Ditambah lagi aku pindah kantor  baru yang teman-temannya tidak ada yang suka drama Korea. Aku mulai unfollow akun-akun fanbase Kpop dan drakor begitu pun para artis-artinya. Hingga akhirnya aku pun semakin jauh meninggalkan Korea dengan segala dramanya. Semakin jauh kutinggalkan, semakin taka ada rasanya lagi drama Korea itu. Walau sedang ada drama yang booming, hasrat ku untuk menonton hilang.

Intinya, bila kita ingin lepas dari dunia K-Wave maka tanamkan sungguh-sungguh dalam hati. Hapus semua hal yang berbau Korea. Cari teman yang tidak suka tentang Korea. Banyak dengar kajian. Cari kegiatan yang bermanfaat sehingga waktu untuk stalking dan bapering tidak ada. The last but not the least, mohon pada Allah SWT untuk menguatkan ikhtiar kita, karena Allah tempat meminta segalanya dan pemberi hidayah untuk ummat yang memintanya.




                                                                

Euis Munawarah 
Sang Wikipedia Korea Pada zamannya


No comments:

Post a Comment

Wikipedia Korea Yang Tobat

Aku adalah perempuan dewasa yang sudah berusia kepala tiga. Kegilaan ku terhadap dunia Korean wave dimulai sejak aku SMA kelas 1 ya...