“Bukannya ngarep, aku Cuma
berprasangka baik sama Allah” – Sobar D. Prabowo
Aku
adalah tipe orang yang mudah sekali terpengaruh pada sosial media. Apa pun yang
ditunjukkan dan lagi heboh-hebohnya di socmed
entah itu tempat makan, drama, film, ataupun buku pasti membuat keingintahuan
ku naik 789629 kali lipat. Pasti langsung didatangi, dicoba dan dibaca.
Ciri-ciri anak kekinian yang butuh pengakuan. Generasi awal facebooker yang selalu ingin mencoba
hal-hal baru. Nah buku “jangan-jangan
kita berjodoh” karya Sobar D. Prabowo adalah salah satu buku yang
promosinya habis-habisan di Instagram.
Setiap akun yang aku follow pasti
pegang buku ini. Terlebih lagi akun-akun berbayar tersebut (mungkin) sering memberikan quote-quote yang menggetarkan sanubari ku sebagai aktivis pencari
jodoh. Salah satunya adalah “Yang cantik
dan mengoda banyak. Biasanya sih asyik diajak jalan atau dipamerin ke
teman-teman, tapi nggak begitu asyik untuk diajak mengarungi samudera kehidupan”.
Cakep kan kata-katanya. Yaah sebagai perempuan yang tidak begitu cantik dari
segi fisik, aku merasa tulisan ini memberikan kesadaran ke laki-laki diluar
sana bahwa,
“hey, man!! Look at me here,
i’m gonna be your perfect wife and mommy for your future son/daughter”
Buku
ini banyak meberikan motivasi tentang aku atau kamu yang sedang mencari jodoh
tapi dengan cara yang dibenarkan oleh agama. Penggunaan bahasa yang socmed-able sekali sehinga mudah
dimengerti bagi kita yang kesehariannya tidak lepas dari gadget. Aku akan membedah buku ini menjadi tiga bagian sehingga
tidak tumpang tindih dari pembahasannya.
1. 1. Tampilan
Buku jangan-jangan kita berjodoh memiliki tampilan yang sederhana sih
sebenarnya. Warna sampul buku yang didominasi oleh warna oranye menyala
mengingatkan ku pada tim sepak bola Belanda, oranye-oranye tuan meneer. Tapi yang membuat sampulnya
menarik adalah ikon kacamata yang bisa dipake untuk selfie trus upload di Instagram,
Facebook, Path dan Twitter. Ini
tuh seperti walaupun kita lagi benar-benar serius mencari pasangan tapi kita
harus tetap tampil keren. Kan gak mungkin kan mau jodohnya cakep tampan/cantik
rupawan tapi penampilannya acak kadut kayak badut.
Halaman pertama saat buka buku langsung dikasi kutipan diatas tulisan
ini. Nah yang paling suka di kata pengantarnya. Biasanya kan judul kata
pengantar yaa kata pengantar. Tapi ini sekapur sirih, secangkir kopi dan
sekotak mahar. Jadi pengen dikasi mahar beneran nih . Lanjut didalamnya tidak
ada gambar siih karena murni semuanya kata-kata saja. Tapi pemilihan font,
margin dan spasi memafkan itu. Setiap bab juga dipisah dengan warna oranye
menyala seperti jeruk mandarin. Jadi segar aja mata ini lihatnya.
2. 2. Isi buku
Ada beberapa kutipan yang aku suka dan akan aku tulis disini. Tapi ini
murni menurutku pribadi siih. Aku memberikan tanda kutip sebagai kutipan dari Bapak
Sobar. Chek this out yeorobeun \^_^/
“Nggak menutup kemungkinan sih, nantinya mereka pengin punya suami yang
mirip artis Korea. Ya nggak masalah, asal realistis, nggak memaksakan diri”
(cocok untuku yang penggila pria bermarga Kim, Lee, Song, dan Gong)
#tertusukpedangGoblin
“Seorang wanita mungkin bersedia menanti. Tapi ingat, dia tak mungkin
bisa bersabar selamanya” (catat itu yaa wahai pria-pria penggantung harapan)
“Menikahlah ketika kita sudah siap menikah, daripada berpacaran hanya
karena pengin nikah” (mengatasnamakan pacaran dengan alasan ingin menikah. Dosa
itu dosa. Catatan untuk mu Euis) #selftalk #realizeit
“Jadi, wanita bisa apa selain menunggu? Jawabannya, dia bisa
mempersiapkan diri, menguatkan hati, mengumpulkan modal ilmu, dan meminta restu
ayah dan ibu. Lalu dia bisa mulai mencari dan berta’aruf dengan seorang
laki-laki saleh sebagai imam untuknya”. (bukan pacaran sana-sini demi mendapatkan
yang seusai hati) #edisibijak #edisimenguatkandirisendiri
“Jomblo itu ibarat puasa, nikah ibarat waktu buka. Hanya orang pilihan
yang kuat dan tak membatalkan puasa di tengah jalan”. (Jomblo yang kuat adalah
yang tidak goyah godaan syetan dan koloninya) #JombloBermartabat
“Kalau ada laki-laki tampan, mapan, dan keren melamarmu jangan kau
terima!*
*Kalau sholatnya bolong-bolong J” (indeed!! No
reason and no controvertion) #Sikap
3. Bab Terbaik dari Buku Ini
Belum
tentu dia jodohmu (halaman 131)
Tak perlu membayangkan kalau nanti jadi istrinya kamu akan seperti apa,
belum tentu dia jodohmu.
Tak perlu memajang foto berdua di media sosial, belum tentu dia
jodohmu.
Tak perlu mengumbar kata cinta dan obrolan mesra, belum tentu dia
jodohmu.
Jangan kau serahkan hatimu, cintamu, atau tubuhmu, belum tentu dia
jodohmu.
Teruslah mendalami agama, tekun membaca ilmu berumah tangga, asah
mental agar dewasa, latih diri berakhlak mulia.
Lalu, berdoalah meminta jodoh terbaik pada-Nya Yang Maha Mendengar
segala doa. Yakinlah Dia akan mengirimkan untukmu seseorang melalui
rencana-Nya.
Dalam keadaan yang mungkin takkan engkau sangka.
Adakah engkau meragukan janji-Nya?
Tetaplah yakin bahwa segala rencana-Nya adalah sebaik-baiknya rencana.
Seringkali kita merasa gundah dan gelisah. Bahkan akhirnya kita menjauh dari
Allah, justru ketika kita sedang jatuh cinta dan sedang dalam proses PDKT. Saat
itu, yang ada dalam pikiran kita hanya sosok si dia. Pengin selalu bareng dia,
pengin selalu chatting sama dia, penin selalu menelpon dia.
Namanya juga sedang kasmaran.
Cuma masalahnya, cinta semacam ini rentan dimanfaatkan oleh setan.
Dihias terus olehnya sehingga terlihat indah dan menggoda. Padahal, semua itu
semu...
Ujung-ujungnya kita seperti ‘memaksa’ Allah agar menjodohkan kita dengan
orang yang terlanjur ‘nongkrong’ di hati kita.
Padahal, bisa jadi Dia punya rencana lain.
Singkat jelas dan
padat hanya dalam satu bab. Kadang aku sering menghayal, kalau aku menikah
dengan dia gimana yaa?? Padahal itu bisa jadi campur tangan setan. Belum tentu
dia jodohku. Dan emang bukan jodohku. Janji Allah itu pasti jadi percayalah.
Pantaskan diri ini untuk menjadi istri sholehah yang memberikan surga di dalam
rumah tangga.
Intinya
buku “jangan-jangan kita berjodoh” cocok untuk para pencari jodoh yang
disarankan secara syariah. Baca buku ini tidak perlu sampai berhari-hari.
Sambil duduk-duduk cantik minum kopi, buku ini bisa selesai seiring dengan
habisnya kopi di cangkir manis. Setelah baca buku ini akau punya prinsip
“lebih baik jomblo bermartabat
daripada pacaran tapi bermaksiat”
Untuk
kita yang masih dalam pencarian, mari meningkatkan kualitas diri, tidak perlu
galau, resah, gulana. Karena ada Allah di hati para orang yang yang berdoa dan percaya
serta berharap hanya pada-Nya. Allah Maha Tahu tapi menunggu. Menunggu diwaktu
yang baik, dengan orang yang baik dan dalam keadaan yang baik. J
No comments:
Post a Comment