Bagi penggemar Harry Potter kehadiran novel seri kedelapan
miliknya J.K Rowling ini bagai air kelapa dingin bagi orang yang berbuka puasa.
Menyegarkan dan pastinya melegakan dahaga. Secara Novel ketujuh Hary Potter and
the Deadly Hallows terbit pertama kali tahun 2007 dan di filmkan tahun 2010.
Di novel tersebut pun dijelaskan bahwa Voldemort sudah mati dalam pertarungan
habis-habisan di Hogwarts. Tiba-tiba si penyihir fiksi ini mengumumkan bahwa novel kedelapan akan diterbitkan. Sebenarnya seri kedelapan ini sudah di
pentaskan dalam teater di Amerika Sana. Novel Harry Potter and the Cursed Child
yang dirilis pun merupakan script dari pementasan tersebut.
Harry Potter and the Cursed Child saat ini masih diterbitkan
dalam bahasa Inggris. Katanya sih bakalan keluar yang versi Bahasa Indonesia
awal tahun 2017. Tapi sampai sekarang aku belum melihatnya di toko buku. Sebut
saja toko buku itu adalah Gramedia. Padahal buku ini sudah terbit di seluruh
dunia pada 31 Juli 2016 kemarin. Novel ini sudah pernah ngeksis di Gramedia
dalam versi bahasa aslinya, tapi harganyaa ya Allah... bisa kasian lihat
rekening seketika terkuras tanpa sisa. Harganya mungkin (CMIIW) ikutin harga
dollar yang saat itu memang melunjak. Harga novelnya sebesar Rp 445.500,- dan
aku Cuma bisa meneguk air ludah sambil memandang ke cermin dan bergumam, ya
Allah mau beli, tapi Jula-jula menanti, tagihan kartu kredit, biaya hidup,
bensin, dan kebutuhan urgent lainnya. Ada dua hal yang bisa aku lakukan untuk
mendapatkan buku itu. Pertama kirim surat terbuka untuk Tante Rowling melalaui
Hedwig, bilang plis tante jangan mahal-mahal harganya. Kasihanilah muggle receh
ini tante. Atau yang kedua minum polyjus dan menyamar jadi Draco Malfoy trus
aku ke Gringotts dan mengambil semua galleon emas keluarga Malfoy. Habis itu
ditangkap goblin. #Eh kalo secakep Goblin ahjussi Gong Yoo aku mah rela..
tangkap adek bang jadi pengantinmu. #BEDACERITAAAAAA
pantesan Kim Shin Kaya.. ternyata Gringots Bank punya komunitas dia |
Aku pun kembali disadarkan dengan realita. Aku memutuskan untuk berkata Bye
Harry and the genk. I’ll see you at the other time when your prize more
friendly and perhaps someone give me freely. #ColekSarahMclanahan
#ModalGratisan
Akhirnya kesabaran berbuah alpukat (karena hasil sudah terlalu
mainstreem). Awal Maret kemaren aku bongkar-bongkar google Play book dan searching Harry Potter, eh ketemu, download dan
langsung kegirangan. Tapiiiiii masih dibutuhkan kesabaran ekstra lagi. Novelnya
dalam bahasa Inggris!!! Yaah bahasa Inggris ku emang gak jelek-jelek kali #Sombong tapi
baca full novel dalam bahasa Inggris butuh keteguhan dalam pegang kamus. Maklum
lah vocabulary ku enggak sebanyak utang Indonesia ke IMF jadi masih butuh
bantuan pihak ketiga, yaitu kamus. Tapi dengan perasaan cinta ke Harry Potter
yang telah menikahi Ginny Weasley dan memiliki 3 orang anak, novel ini selesai
juga. Terima kasih google untuk e-booknya. Besok-besok bisa kali beri aku
nimbus 2000 biar kalau kerja gak perlu kena macet di Marelan tercinta.
#FansMaunyaBanyak
Nah dalam novel kedelapan Harry Potter and the Cursed Child ini sudah dipastikan musuh
abadinya Harry sudah mati bahkan dengan semua Death Eaters lenyap tanpa sisa. Lalu apa yang menjadi inti
masalahnya? Siapa anak yang terkutuk itu? Apakah dia akan menjadi batu seperti
yang di Padang? Apakah Tante Rowling terinspirasi dari cerita Malin Kundang?
Dari awal siih aku sudah menebak kalau cerita diakhir novel ketujuh mengenai
anak kedua Harry, Albus Severus Potter yang bakalan menjadi cast utamanya. Dan memang benar bahwa
Albus yang menjadi tokoh penting diide Tante Rowling.
Cerita berawal dari flashback novel ketujuh di bab terakhir
mengenai Albus yang akan pergi ke Hogwarts untuk pertama kali dan merasa
khawatir bila topi seleksi akan menyeleksinya ke asrama Slytherin. Sang ayah
lalu berkata
“Albus, namamu terdiri dari dua kepala sekolah Hogwarts dan
salah satunya berasal dari asrama Slytherin dan dia adalah pria yang paling
berani yang pernah kutemui”. (my favourite, Severus Snape)
Yang membuat novel ini menarik adalah, kalau diseri
sebelumnya pertemanan tiga orang (Potter, Weasley, Granger) sangat terkenal
seantero Wizarding World kali ini
Albus tidak berteman dengan keturunan Harminone dan Weasly yang notabene adalah
sepupunya, Rose Weasley. She’s too perfect
just like her mother. Albus malah berteman dengan anak dari Draco Malfoy
yaitu Scorpius Malfoy. Padahal saat ayahnya muda bisa dibilang Malfoy adalah
musuh abadinya. Tapi beruntung ada kebaikan didalam hati kecilnya Malfoy maka
saat dewasa Malfoy menjadi pria dewasa yang baik hati serta menjadi ayah yang
bertanggung jawab kepada anaknya walau harus ditinggal istrinya.
Scorpius dituduh sebagai keturunan dari Lord Voldemort
sehingga tidak ada yang mau berteman dengannya kecuali Albus yang merasa mereka senasib sepenanggungan karena
merasa dikucilkan. Walaupun Albus menyandang nama Potter sebagai nama keluarga,
tetapi Albus tidaklah seterkenal ayahnya sebagai the chosen one atau the boy
who live yang berhasil mengalahkan penyihir paling ditakuti di dunia sihir.
Albus harus masuk ke asrama Slytherin dan bukanlah pemain Quidditch. Bahkan
hanya untuk memakai sapu terbang pun dia tidak mampu di tahun pertamanya
sekolah. Albus benar-benar kebalikan dari Harry dari segi kemampuan. Sebagai
pembaca setia Harry Potter yang menarik dari novel kedelapan ini adalah,bagaimana
J.K Rowling tidak menularkan semua kemampuan Harry kepada Albus. Dan bagaimana
Albus merasa tertekan dengan menyandang nama Potter. Karena semua orang membicarakannya
mengenai kemampuannya. Albus sama sekali tidak seperti Harry.
Dari semua keterbalikannya dan keresahan itu masalah mulai
berkembang. Pertengkaran antar anak dan ayah menjadi bumbu yang manis untuk
mengembangkan cerita hingga akhirnya Albus ingin membuktikan pada dunia
bahwa ayahnya salah dan telah banyak merenggut nyawa orang lain hanya untuk
bagaimana ayahnya bertahan hidup. Melalui Amos Diggory yang merupakan ayah
Cedric Driggory, tokoh yang tewas di novel keempat Harry Potter and the Goblet
of Fire. Cedric mati melalui pertandingan Triwizard
dimana saat itu Harry yang dijebak mengikuti turnamen tersebut untuk menghidupkan kembali Voldemort.
Melalui sihir yang mematikan avada
kadavra, Cedric dibunuh oleh Wormtail di kuburan ayah Voldemort. Amos
merasa Cedric merupakan korban. Karena sesungguhnya yang diinginkan Voldemort adalah
Harry, tetapi Cedric mati karena merupakan orang yang tidak seharusnya ada
ditempat kejadian. Amos menuntut untuk
mengembalikan Cedric karena dia mendengar bahwa kementrian telah menemukan
mesin pembalik waktu (time-turner)
Albus yang mendengar hal tersebut langsung berinisiatif membantu Amos untuk
mengembalikan anak tercintanya. Dibantu
oleh sahabatnya Scorpius dan sepupu Cedric yaitu Delphi Driggory mereka
mengambil pembalik waktu di kantor kementrian karena pembalik waktu itu memang
ada dan disimpan dengan baik oleh Harmione Granger sebagai menteri sihir.
Banyak kejadian aneh saat mereka menggunakan pembalik waktu.
Yaitu saat mereka pertama sekali menggunakan itu dan kembali ke Triwizard Tournament tahun 1994.
Pembalik waktu hanya mampu bertahan selama lima menit. Mereka tidak tahu apa
yang terjadi setelahnya karena saat mereka kembali kemasa sekarang banyak hal yang
terjadi. Mereka harus kehilangan Rose yang merupakan anak dari Ron Weasley dan
Harmione Granger. Karena ada momen yang berubaht Harmione tidak menikah dengan
Ron dan tidak menjadi menteri sihir. Melainkan menjadi guru di Hogwarts. Guru
pertahanan terhadap ilmu hitam. Sedangkan Ron menikah dengan Padma dan memiliki
anak bernama Panju. Demi membalikkan keadaan semula dan menghidupkan kembali
Cedric Driggory, ketiga anak ini kembali menggunakan pembalik waktu
dan kembali ke tahun 1994 saat Triwirzard
Tournament. Lagi, pembalik waktu itu hanya bertahan lima menit dan
setelahnya yang terjadi lebih mengerikan. Kali ini Albus yang hilang dan hanya
Scorpius yang ada. Hal ini karena Harry mati dalam pertempuran dengan
Voldemort. Ilmu hitam menguasai dunia. Scorpius dihormati di Hogwarts karena
merupakan anak Malfoy. Cedric Driggory hidup tetapi menjadi Death Eaters dan membunuh Neville
Longbottom. Karena Neville mati maka Nagini masih hidup yang membuat Voldemort
dapat membunuh Harry Potter dan Professor Snape masih hidup. Harmione menjadi
buronan Dementors. Dari semua kejadian kedua dari digunakannya pembalik waktu,
hidupnya Snape menjadi hal menyenangkan bagi ku. Entah kenapa sejak pertama
sekali melihatnya di seri Harry Potter yang pertama Prof. Snape adalah
favoritku. Apalagi setelah tahu dia mengorbankan dirinya untuk Lily dan
menyamar menjadi abdinya Voldemort demi melindungi Harry Potter semakin
menambah cintaku untuk Prof. Snape. Harmione dan Ron kembali tidak menikah
tetapi mereka membentuk Dumbledore’s Army.
Snape juga salah satunya yang membawa Scorpius ke Harmione, menjelaskan semua
kejadian yang telah dialami dan apa yang terjadi di dunianya. Mereka berusaha
mengembalikan Scorpius ke dunianya. Ada percakapan yang menarik dari kejadian
ini, yaitu saat Scoprius menjelaskan bahwa nama salah satu anak Harry Potter
adalah Severus yang merupakan sahabat terbaiknya. Severus merasa terhormat
bahwa Harry memberikan namanya untuk anaknya yang sebenarnya hampir sama
dengan Harry. Pemberani dan nekat dalam melakukan sesuatu. Serta sedikit
pembangkang.
Mungkin cerita novel ini cukup sampai disini saja yaaa...
biar menjadi penasaran bagi pembaca yang belum membaca novelnya. Siapakah anak
yang terkutuk itu. Apakah Albus dan Scorpius mampu menghidupkan kembali Cedric
Driggory? Apakah Scorpius benar anak Voldemort? Bagaimanakah hubungan Albus dan
Harry yang sempat meregang? Mengapa
Albus Potter dan Scorpius Malfoy harus dipertemukan dan menjadi sahabat? Apakah
Voldemort hidup kembali setelah mereka menggunak pembalik waktu? Temukan
jawabannya di toko buku terdekat. Untuk yang sudah membaca, kita bisa gossip
bersama dalam kehampaan dunia sihir ciptaan Tante Rowling.
Pendapat ku tentang novel ini sangat menarik karena
sampai diakhir kita tidak tahu siapa penjahat yang sebenarnya. Banyak kejutan
yang tercipta. Cuma ada yang kusesalkan dari novel kedelapan ini adalah.......
Mengapa J.K Rowling tidak membuat Harry dan Harmione menikah??? Wae?? Wae??
Tante?? Kalau mereka menikah mereka akan menjadi pasangan penyihir paling
hebat. Aku yang merupakan tim Harry-Harmione merasa hampa harus melihat
Harmione bersama Ron dan Harry bersama Ginny.. yaaah walaupun Ginny is worth for Harry’s wife with her beauty and
super kindness. Novel ini juga tidak memberikan plot yang banyak untuk Rose
Granger-Weasley. Rose hanyalah cameo untuk beberapa adegan. Cerita masih
terpusat untuk Harry, Ron dan Harmione. Ditambah Albus serta sahabatnya
Scorpius.
Sebagai anak yang visual aku juga mengharapkan novel ini
segera difilmkan. Walau Daniel Radclift sudah menolak untuk kembali berperan
sebagai Harry Potter. Adik harus gimana abang Daniel? Kamu sudah melekat
menjadi Harry bagi kami. Tapi yaah aneh juga kalau Daniel yang usianya masih
muda harus berakting menjadi pria dewasa yang memiliki tiga anak yang sudah
besar-besar. Entahlah kalau ahli make-up artisnya mampu.
Overall novel ini memang benar-benar membuktikan bahwa J.K
Rowling benar-benar penyihir di dunia muggle. Ceritanya tidak pernah basi dan
membosankan. Aku berharap kedepannya aku
bisa menciptakan sebuah novel yang semaha karya Harry Potter. Makanya jangan
malas nulis Euis. #Selftalk
how cute these kiddos |
No comments:
Post a Comment