Bulan Mei adalah bulan yang menyenangkan bagi
kami para penggemar tanggal merah. Karena diawalnya saja sudah ada tanggal
merah sebagai hari buruh internasional. Walau yang merasa boss juga
libur (situ buruh yaa?? Kan yang diperingati hari buruh bukan hari boss)
#abaikan. Dengan kehadiran tanggal merah diawal bulan dan diawal minggu (read:
senin) kebahagian menjadi berkali-kali lipat datangnya. Maka sebagai anak muda
yang tidak hobi berdiam diri di rumah, kami merencanakan liburan di Sumut
sekitarnya. Dengan berbagai survey dan mengubek-ubek sosial media, pilihan
diputuskan pada Bukit Indah Simarjarunjung (BIS).
BIS adalah destinasi wisata baru yang sedang
trending di instagram dengan tawaran befoto di rumah pohon. Banyak blogger
travel yang sudah mereview dan menjadikan BIS terkenal seantero Sumatera Utara
bahkan juga Indonesia. Daerah wisata ini berada di Jalan Simarjarunjung, Butu
Bayu Pane Raja, Dolok Pardamean, Kabupaten Simalungun. Bagi yang hobi berfoto
dan menggenggam handphone, berfoto di rumah pohon Simarjarunjung sangat bagus
untuk menambah post keren di Instagram dan mendulang banyak like. Viewnya yang
sangat instagramable sekali karena langsung memandang Danau Toba dan Pulau Samosir.
Pohon-pohon tinggi dan hamparan perkebunan masyarakat Simalungun sangat
memanjakan para instagramers untuk upload-upload cantik di akunnya.
Setelah diskusi panjang ala coffee morning CTF, kami memutuskan untuk menginap disana dengan cara berkemah. Karena mengingat jarak dari Medan ke Simarjarunjung sekitar 137,4 km. Tetapi karena saya sudah hapal bagaimana karakter kami kalau berangkat, waktu yang sudah ditetapkan akan molor beberapa jam kedepan plus persinggahan yang super banyak. Jadi sejatinya perjalanan memakan waktu 4 jam menjadi 6 jam. #CiriKhas #prinsip. Maka kami harus berkemah biar saat di Simarjarunjungnya tidak terlalu siang kalau tidak menginap. Karena kami ingin pagi hari di Simarjarunjung dan merasa eksklusif di tempat itu. Awalnya kami berpikir tidak akan ada orang dipagi hari disana. Maka berkemah adalah jalan satu-satunya untuk dilakukan. Kami hanya ingin merasakan sensasi berkemah di sisi Danau Toba. (gak mau dibilang hemat karena ini prinsip. Sekian)
Sabtu, 30 April kami berangkat dari sekolah
tercinta itu dengan dua mobil. Janji jam 2 langsung berangkat dengan harapan
sampai sana jam 6 dan mendirikan tenda masih terang. Tapi yaaahh janji
tinggallah janji. Kami harus pergi jam 3 sore dan sampai jam 9 malam. Malam
lhoo malam, kami harus mendirikan tenda pramuka yang besar dan berat itu. Tanpa
ada satu pun anak pramuka dari individu yang berangkat ini, tanpa ada
penerangan berupa lampu dan senter, dan tanpa pengetahuan dan buta sama sekali
tentang pendirian tenda, akhirnya tenda kami berdiri dengan keadaan hidup segan
mati tak mau. Tenda kami berdiri dengan bentuk yang tak mirip tenda. Tenda kami
berdiri tanpa harus memperhatikan ilmu pertendaan yang sudah dibuat oleh
pramuka. Tenda kami berdiri tanpa harus menggunakan tiang penyangga yang sudah
disiapkan, melainkan memakai kayu broti yang panjangnya bisa buat jembatan
Surmadu. Tenda kami terpakasa berdiri lebih cepat karena sudah hujan dan takut
kedinginan. Jadilah tenda kami lebih seperi tenda sirkus yang usang tak pernah
ditonton. Terima kasih pada Reza yang
memiliki tenda dome yang bisa menampung kami para gadis-gadis cantik di dalamnya
tanpa harus kedinginan. Karena tenda yang gak-mau-dibilang-jelek-itu untuk para
pria. #ThePowerofWomen
Bukit Indah Simarjarunjung memiliki lahan yang
bisa dipakai untuk camping bagi yang mau camping. Untuk bisa mendirikan tenda
kami dikenakan biaya Rp 30.000 pertendanya dan biaya parkir mobil sebesar Rp
10.000 per mobilnya. Cukup murah untuk tempat wisata. Sampai malam disana, kami
disambut oleh para penjaga setempat dan mereka dengan berbaik hati mengantarkan
kami untuk mencarikan lokasi yang asyik dijadikan tempat kemah. Sayangnya BIS
ini belum memiliki penerangan yang memadai bahkan bisa dikatakan tidak ada
penerangan sama sekali saat malam hari sehingga keadaan benar-benar gelap
gulita. Andai saja pengelola bisa memberikan cahaya lampu walau temaram pasti
lebih baik. Apalagi kalau lampunya dihias dan diberi aksen romantis gitu pasti
tempat ini tidak hanya indah disiang hari, tetapi juga sangat eksotis pada
malam hari. Mungkin mereka belum membuka jam malam disini. Tapi bila mereka
membuka lahan kemah, seharusnya mereka juga memberikan penerangan. Agar tidak
terjadi hal-hal yang diinginkan syetan dan kaumnya. (read: mereka=pemerintah
daerah/ pengelola). Jadi sebagai saran saja bila ingin berkemah disini jangan
lupa membawa senter atau lampu portable. Jangan seperti kami yang hanya
bermodalkan cahaya senter handphone. Walau kami
kemah dalam keadaan gelap gulita, kami merasa aman karena penjagaan yang baik dari
pemuda setempat. Jadi jangan takut untuk kemah disini. Karena suasananya
benar-benar aman.
Bila tidak ada kabut yang tebal pengunjung
juga dapat melihat sunrise dari bukit ini. Sayangnya saat kami disana kabut
turun cukup tebal jadi kami tidak dapat melihat matahari muncul dari timur
wilayah ini. Pukul 7 pagi pendaftaran untuk naik ke pohon dan berfot mulai
dibuka. Jadi karena begitu ramainya pengunjung yang ingin naik ke pohon dan
berfoto maka tim pengelola membuka antrian untuk naik kesana. Per orangnya
dikenakan tarif Rp 5.000 lalu akan ada yang mengambil foto kita dengan angle
yang biasa saja siih tapi karena kamera yang dipakai dan pemandangannya bagus
jadi yaa hasilnya tetap aja bagus. Kita hanya memberikan memori card ke mereka dan kemudian sesuai nomor antrian naik perkelompok atau per orangnya. Nah
lucunya kalau kita naik berkelompok, saat akan difoto sendiri, maka teman-teman
kita harus sembunyi dibalik pohon biar tidak kelihatan mata kamera atau kalau
gak mau diomelin fotografernya yang super duper cerewet macam emak-emak
kehilangan panci. Ada banyak siih rumah pohon yang dibuat, dan setiap mau naik
keatasnya harus bayar Rp 5.000. Jadi banyak pilihan mau naik yang mana dan dari
sudut yang mana. Kalau ingin bersama orang yang disayang, silahkan pilih rumah
pohon yang berbentuk hati. Kalau ingin merasakan berayun diketinggian silahkan
pilih ayunan sekalian mencoba adrenalin masih ada apa enggak. Siapa tahu kan
sejak ditinggal nikah adrenalin pun ikut hilang. #Eh #kokCurhat
Yang membuat kami heran adalah saat pagi hari
sudah banyak sekumpulan makhluk yang dapat bergerak dan berbicara bernama
manusia, ramai mengunjungi BIS. Kami benar-benar terheran dibuatnya. Saat kami
datang jam 9 malam, mobil yang terparkir hanya 2 mobil ditambah 2 mobil milik kami.
Tidak ada peradaban yang terjadi di BIS pada malam hari. Benar-benar sunyi
senyap tanpa kehidupan. Siapa sangka saat kami terlelap dan terbangung disubuh,
kami mendengar suara-suara sayup dari jarak yang cukup dekat. Tetapi saat
cahaya matarahi menyusuri bumi dipagi hari, kami melihat sudah banyak
orang-orang datang dan memadati BIS. Kami pun terheran-heran dibuatnya dengan
pertanyaan-pertanyaan yang membuncah dibenak kami.
KAPAN MEREKA DATANG? JAM BERAPA MEREKA DATANG?
MEREKA DARI MANA? JAM BERAPA MEREKA BERANGKAT DARI RUMAHNYA? MEREKA GAK LELAH
DAN NGANTUK? KENAPA MEREKA BISA BERANGKAT DINI HARI HANYA UNTUK BERFOTO?
Nah bagi kami yang benar-benar terkejut dengan
suasana ramai seperti pasar tumpah ruah dipinggir jalan, keadaan ini
benar-benar membuat kami kurang bersemangat untuk berfoto, jadi kami lebih
memilih tidur kembali di tenda dengan santai dan cueknya. Kami tidak peduli
walau tenda kami-yang-biasa-saja-itu berada di tengah-tengah keramaian. Karena
tempat kami berkemah berada di tengah perjumapaan jalan, bukan tempat khusus
untuk berkemah. kami tidak peduli dengan tatapan sinis dan penuh tanya
pengunjung lainnya. Kami tidak peduli memasak mie instan yang harumnya
kemana-kemana yang membuat perut siapa saja keroncongan. Karena harumnya mie
instan lebih menggoda daripada Emma Watson pakai bikini. Kami tetap dengan
santai walau beberapa orang menggoda kami dan mengejek kami. Tapi setelah
melihat dari kejauhan tenda sirkus itu, kami baru sadar bahwa tenda itu.
TOLONG
ITU TENDA SIAPA?? KENAPA ADA TENDA DITENGAH KERAMAIAN? BAGAIMANA TENDA ITU BISA
BERDIRI DENGAN PERCAYA DIRINYA? APA YANG MELATARBELAKANGI TENDA ITU BERDIRI?
KAPAN TENDA ITU BERDIRI? TOLONG JAWAB...JAWAB!!!
Lokasi kemah yang berada di pusat keramaian (tolong abaiakan bentuk tenda yang separuh jadi |
Itu tenda siapa??? |
Beginilah kekuatan sosial media. Pola promosi era
modern. Tanpa harus membayar mahal untuk promosi, cukup undang para blogger
travel dah meminta mereka untuk review, terus unggah ke sosial media, maka para
follower akan berbondong-bondong datang terus unggah ke sosial media mereka
terus banyak yang lihat terus dan terus sampai akhirnya tempat itu akan menjadi
hits. Yang akhirnya mengundang banyak orang untuk datang. Jangan harap
keprivasian saat datang ketempat yang sudah booming. Tetapi ikhlaslah untuk
berbagi keindahan. Toh dengan adanya wisatawan yang datang menambah pendapatan
penduduk sekitar. Menambah Sumut ini semakin terkenal dimata penduduknya
sendiri, di luar Sumut bahkan dunia. Semoga dengan ramainya pengunjung yang
datang juga diiringi sarana dan prasana yang baik dari pemerintah daerah
setempat serta inovasi dari pengelolanya. Sayang kalau hanya untuk berfoto dan
fasilitas yang kurang seperti toilet, maka lama kelamaan BIS akan ditinggal
pengunjungnya.
Ini lah perjalanan kemah kami yang bodoh tapi
seru. Setidaknya menambah lagi memori indah yang terjadi di masa muda. Menambah
cerita indah yang bakal dikenang kedepannya. Terima kasih untuk Bang Yudi yang
ditinggal istrinya liburan, #Eh dan Bang Efrizal yang dikudeta istrinya yang lebih
memilih liburan ke fundland. kalian sudah mau mengendarai mobil walau agak
“sedikit” ugal-ugalan. Terima kasih kepada Basawandi sebagai pemandu wisata
kami walau nyasar sedikit tapi yaah sudahlah yang penting kami bisa makan siang
gratis dirumah mu dan bertemu orang tuamu serta membongkar aibmu. Kami disini
adalah:
1. Siti Mawaddah, guru
matematika yang menyamar jadi perempuan. #KaburkePelukanYesung
2. Eka lestari, guru seni budaya sang penari yang mudah galau. #KWUkaKWU
3. Garnis, guru PPKN yang bakalan menjadi PNS dan penggemar lambe turah
sejati. #HardcoreFans
4. Yunita Adiasa Pratama, guru biologi calon adik ipar yang selalu
bertengkar dengan guru biologi lainnya, Fajrin. #ehm #Amin
5. Rizki Herdian, calon suaminya A.... ah sudahlah ya dek yaa. #Ikhlaskan
6. Rahmat Fajrin, guru biologi teman berkelahinya Yunita dan wali kelas
kesayangan Avicenna #MuntahBerlian.
7. Reza Fahlevi, guru Bahasa Inggris yang suka dunia debat tapi ngomongnya
lebih sedikit dari makannya Empay. #PaksaNgomongPakaiKakakVaksin #Ups
8. Dan saya, Euis Munawarah yang masih setia mengharapkan Lee Min Ho putus
dari Suzy #masihPrinsip
Mari bertemu lagi di destinasi lainnya.. ;)
tempatnya instagramable banget kk,
ReplyDeleteseru yach, baru sekali ke sana and belum ada waktu untuk berkemah
ReplyDelete