Euistory: Review Book: Tidak Ada New York Hari Ini

Friday 2 February 2018

Review Book: Tidak Ada New York Hari Ini


Buku "Tidak Ada New York Hari Ini" adalah kumpulan puisi dalam film Ada Apa Dengan Cinta 2 dan terinspirasi oleh skenario dari film tersebut.

Puisi karangan M. Aan Mansyur ini merupakan puisi yang dibacakan Rangga diperankan oleh  my future husband Nicholas Saputra. Seperti yang kita tahu film Ada Apa Dengan Cinta adalah film karya sutradra Rudi Sudjarwo yang diproduksi oleh Miles Production. Film pertamanya release pada tahun 2001 dan menjadi titik bangkitnya perfilman Indonesia yang sempat mati suri. Ada Apa Dengan Cinta menjadi film terlaris pada beberapa periode tahun sebelum munculnya film-film yang lain.

Sepertinya tidak usah lah menceritakan jalan cerita dari film ini, karena semua orang pasti sudah tahu bagaimana kisah cinta fenomenal Rangga-Cinta. Bahkan setiap dialognya pun pasti hapal. Terutama angkatan 90an yang masa remajanya di awal tahun milenium. Kita tahu yaa Rangga suka buat puisi dan banyak puisinya yang menjadi hits. Salah satunya

"pecahkan saja gelasnya biar ramai, biar mengaduh sampai gaduh" 

Setelah 14 tahun produser film AADC memproduksi kembali sequel film tersebut untuk menjawab pertanyaan fans loyal AADC tentang kisah cinta antara Rangga dan aku *Read: Dian Sastro.  Kota New York dijadikan sebagai tempat lokasi bersatunya kisah cinta pasangan fenomenal ini di film. Mungkin karena itu judul kumpulan puisi ini adalah Tidak Ada New York Hari Ini. Habisan Rangga sembunyi di New York ratusan purnama, wajar lah banyak puisinya. Itu kalau di film yaa... tapi puisi-puisi ini bukan ciptaan Nicholas Saputra. Dia bisanya travelling dan mandikan gajah di Tangkahan.

Ada 33 puisi yang diciptakan oleh Aan Mansyur dalam buku ini. Buku ini juga tidak hanya memberikan kumpulan puisi tetapi juga ada kumpulan foto yang di capture oleh Mo Riza

Dalam tulisan kali ini aku akan menulis ulang puisi karya M. Aan Mansyur walau tidak semua tapi aku akan pilih beberapa puisi yang menurut ku bagus.


TIDAK ADA NEW YORK HARI INI

Tidak ada New York hari ini.
Tidak ada New York kemarin.
Aku sendiri dan tidak berada di sini.
Semua orang adalah orang lain.

Bahasa ibu adalah kamar tidurku.
Kupeluk tubuh sendiri.
Dan cinta-kau tak ingin aku
mematikan mata lampu.
Jendela terbuka
dan masa lampau memasuki sebagian angin.
Meriang. Meriang. Aku meriang.
Kau yang panas di kening. Kau yang dingin di kenang.

Hari ini tidak pernah ada. Kemarin tidak nyata.
Aku sendiri dan tidak menulis puisi ini. Semua
kata tubuh mati semata.

Puisi adalah museum yang lenggang. Masa remaja
dan negeri jauh. Jatuh dan patah. Foto-foto hitam
putih. Aroma kemeja ayah dan senyum perempuan
yang tidak membiarkanku merindukan senyum lain.
Tidak ada pengunjung. Tidak ada pengunjung.
Di balik jendela, langit sedang mendung.

*

Tidak ada puisi hari ini. Tidak ada puisi kemarin.
Aku menghapus seluruh kata sebelum sempat 
menuliskannya.



KETIKA ADA YANG BERTANYA TENTANG CINTA

Ketika aku bertanya kepadamu tentang cinta, kau
melihat langit membentang lapang. Menyerahkan 
diri untuk dinikmati, tapi menolak untuk dimiliki.

Ketika kau bertanya kepadaku tentang cinta, aku
melihat nasib manusia. Terkutuk hidup di bumi
bersama jangkauan lengan mereka yang pendek 
dan kemauan mereka yang panjang.

Ketika aku bertanya kepadamu tentang cinta, kau
bayangkan aku seekor burung kecil yang murung.
Bersusah payah terbang mencari tempat sembunyi
dari mata peluru para pemburu.

Ketika kau bertanya kepadaku tentang cinta, aku
bayangkan kau satu-satunya pohon yang tersisa.
Kau kesepian dan mematahkan cabang-cabang
sendiri.

Ketika ada yang bertanya tentang cinta, apakah
sungguh yang dibutuhkan adalah kemewahan
kata-kata atau cukup ketidaksempurnaan 
kita?


DI HALAMAN BELAKANG PUISI INI

Puisi adalah pesta. Seperti ulang tahun
atau pernikahan, tetapi benci perayaan.
Ada beranda di halaman belakang buat 
setiap tamu yang datang. Aku biarkan
orang-orang berbincang dan bersulang
dengan diri sendiri.

Aku mungkin tidak berada di sana -
aku sedang duduk menemani diriku 
di taman kota atau perpustakaan atau
terjebak pesta berbeda dalam puisi
yang belum dituliskan.

Aku mengundang kau juga. Datanglah
Masuklah. Tak ada kamera tersembunyi
yang mengawasinya seperti di tiap sudut 
kota. Di puisiku hanya kau temukan
tubuhmu jatuh ke lengan seseorang. Dia
menciummu hingga kau lupa kau pernah
merasa ditinggalkan.

Kau boleh membayangkan dia adalah aku
atau siapa pun yang kau inginkan.


Demikian lah review book: Tidak Ada New York Hari Ini. Nantikan review buku-buku yang lainnya.
Sekian dari Cinta yang sedang menunggu Rangga

ADA APA DENGAN CINTA 
2

No comments:

Post a Comment

Wikipedia Korea Yang Tobat

Aku adalah perempuan dewasa yang sudah berusia kepala tiga. Kegilaan ku terhadap dunia Korean wave dimulai sejak aku SMA kelas 1 ya...