Euistory: Main-main di Pulau Banyak

Tuesday 3 April 2018

Main-main di Pulau Banyak


“The world is a book and those who do not travel read only one page.” -Agustine of Hippo

Kembali lagi dengan tulisan yang berbau travelling dalam blog ini. Ingat yaa saat membaca tulisan ini jangan berharap banyak tulisan ini ala-ala travel blogger yang mempunyai travelling yang indah nan eksotis. Travel kami lebih ke perjalanan yang gila nan bodoh yang gak bisa selesai dibicarakan sampai sebulan lamanya. Perjalanan yang menjadi memori tak terlupa dan cikal bakal ku akan kembali ke tempat itu, mungkin dengan formasi yang berbeda. #uhukbarengsuami #diamininaja


Serasa Kang Mo Yeon yang lagi nunggu Yoo Si Jin untuk nyebrang. Truss nyanyi lagu K.Will 
Main-main kali ini kami putuskan ke Pulau Banyak. Sebuah gugusan pulau di Kabupaten Aceh Singkil yang memiliki keindahan laut yang luar biasa mengagumkannya. Jadwal liburannya saat long weekend tanggal 16-18 Maret 2018 kemarin. Para buruh ini memang harus menyempatkan liburan dari jadwal yang padat merayap kayak alis Lucinta Luna. Kenapa Pulau Banyak?? yaah karena kita adalah korban travel blogger yang suka pamer tentang keindahan Pulau Banyak. Jadinya dengan waktu yang mepet kita sempatin kesana walau sebenarnya hasrat main-mainnya belum terpuaskan. Yaah gimana lah buruh-buruh ini harus kembali kerja di hari Senin karena ada agenda nasional yang menanti. Iyaa bukan kami yang menanti tapi kami yang dinanti untuk diganti posisinya....ahaha yang terkurung terpenjara dalam gua. (IF YOU KNOW WHAT I MEAN)
Setelah merencanakannya dengan matang dan sempurna, akhirnya kami berangkat Jumat malam dengan dua mobil. Hmmm gak ada yang aneh siihh dengan perjalanan pergi kami, hanya melewati sunyinya malam dan jalanan berlubang di daerah Pak-pak Barat. Sampai di Aceh Singkil pun tepat sesuai rencana dan langsung naik kapal menuju Pulau Balai. Nah yang seru dalam perjalanan pergi menyeberang ini adalah armada kapal yang kami naiki. Mungkin ini bukan pengalaman bagi kami pergi naik kapal, tapi jadi pengalaman pertama kami merasakan rasanya jadi pengungsi/ TKI ilegal yang diselundupkan ke Malaysia.

CTF itu kepanjangan dari Club Travel Forever Goes to Pulau Banyak
Kapal atau bisa dibilang motor boat lah yaa cuma agak besaran dikit yang bisa menampung 50 orang. Nah motor boat ini bukan hanya bisa menampung manusia tapi juga sepeda motor. Karena itu suasananya sumpek, padat, sempit. Bahkan hanya untuk rebahan badan aja sampai harus berdesakan dengan bokong orang. Kita mah udah gak peduli yaa bawaannya udah lelah dan ngantuk ya tidur aja walau harus dibalik bokong orang atau sebelahan sama laut lepass.

Kapal penyebrangan ke Pulau Banyak-Singkil. Ada yang senyum-senyum manja sadar kamera
Setelah perjalanan 3,5 jam di dalam motor boat ajaib itu, kami sampai juga di Pulau Balai dan disambut dengan guide yang telah kami hubungi saat masih di Medan. Siapa pun yang mau ke Pulau Banyak ini harus berlabuh dulu di Pulau Balai. Karena Pulau Balai ini adalah Pulau yang memiliki penduduk terpadat. Kalau pulau lainnya sama sekali gak ada penghuninya. Guide kami yang baik hati telah menyambut kami dengan makan siang yang juga sudah kami pesan. Terima kasih sama anak alm. Pak Syamsudin si Abduh yang sudah mengenalkan aku dengan Bang Wandi yang menjadi penunjuk jalan kami selama kami di Pulau Banyak. Selanjutnya komunikasi dilanjutin sama Bang Ef dan Bang Wandi. Aku mah tinggal bayar-bayar aja. Maklum bundahara (kalo kata Dilan) tetap disetiap perjalanan kalau bareng-bareng rekan kerja.

the Team

The Island Advanture

Oke perjalanan keliling pulau atau biasa dibilang hoping island kami mulai dari Pulau Sikandang. Perjalanan menuju Pulau Sikandang dari Pulau Balai memakan waktu sekitar 1,5 jam. Tapi waktu itu tidak akan berasa karena sepanjang perjalanan kami melihat laut yang cantiknya, pulau-pulau yang lain yang menggoda dan terumbu karang yang terlihat jelas dari air laut yang dangkal. Laut di Pulau Banyak benar-benar masih menggoda iman untuk diselami. Sayang kemampuan menyelamku tidak sebagus menyelami hati kamu #eh.

Pulau Sikandang
Sebagai orang awam yang masih heboh bersosial media pasti kegiatan foto dan selfie adalah hal wajib yang harus dilakukan. Apalagi coba selain pamer ke followers kalau kami lagi di Pulau Banyak, main air, minum air asin, main pasir dan mainin perasaan kamu. #udahcukupEuisCUKUP 

Pulau Sikandang ini benar-benar indah. Pasirnya masih putih jernih, lembut di kaki, dan biasanya kalu diving coralnya banyak dan ikan-ikannya juga beraneka ragam. Sayang kami gak ada yang nyelam. Karena emang waktu kita juga gak banyak untuk berdiam di satu pulau. Makanya di Pulau Sikandang ini juga kita gak lama-lama. Palingan cuma sejam.
Belum puas.
Belum puas mandinya, berenangnya, main pasirnya.
Pokoknya masih belum puassssssss.
Kurang lama mainnyaaaaaaa...... Ayok balik lagi

Main air di Pulau Sikandang

Pulau kedua yang kami jalani adalah Pulau Asok. Di pulau ini kami snorkeling karena emang coralnya banyak dan gak terlalu dalam. Pulau Asok ini bahkan gak ada orang sama sekali selain kami. Gak ngerti juga apa emang kami kesorean atau emang bukan musim liburan jadi gak ada orang sama sekali kesana. Jadi kami merasa itu adalah pulau pribadi kami. Mau teriak, minum air asin sepuasnya, bebasssss.

Pulau Asok

Banyak dari rombongan kami yang belum bisa berenang. Sebut saja Fajrin yang selama kami main di laut sama sekali gak nyentuh air. Bajunya aja gak basah. Tapi untung aja sih ada dia. Ada yang jadi tukang foto walau hasil fotonya kayak gak ikhlas. Cih.

Snorkeling time
Nah yang jadi objek fotonya adalah Hawa. Seriusan Hawa ini kalau di sekolah, yang kita tahu pendiam, suka menyendiri, pemalu. Eeeeehhh di Pulau Banyak kayak keluar gitu aslinya. Buanyaaaaakkk kali ceritanya, eksistensinya, pertanyaannya dan pastinya kekepoannya.
Kita mah ampuunnn.
Ampun Hawa ampun.
Kitanya white flag aja udah kalo sama dia.
Bahkan foto hawa adalah yang terbanyak dibanding pulau-pulau itu sendiri.
Hawa memang luarrr biasaaaaaaa............................

Hawa dengan eksistensinya
Pulau ketiga yang kami kunjungi adalah Pulau Rangit. Pulau yang identik dengan mercusuarnya. Jadi saat naik ke Mercusuar kita bisa memandang pulau dengan kejauhan maqsimal. Nah saat di pandang dari atas emang luar biasa keagungan Allah SWT menciptakan langit dan bumi dengan segala isinya. Tampilan sempurna tanpa cacat terpampang nyata dihadapan. Saat melihat langsung seperti itu, dijamin lelah akan langsung sirna seketika. Bahkan kaki yang pegal-pegal karena naik beratus anak tangga pun jadi tak terasa lagi saat disuguhkan keindahan alam.

Pulau Rangit yang identik dengan mercusuar
Mercusuar itu memang sudah tidak aktif lagi tapi masih layak untuk dinaiki. Walau tidak terawat sempurna at least gak seram kayak film-film horor di bangunan tua. Karena ada bapak-bapak yang menajaganya. Alhamdulillah bapak itu manusia bukan makhluk tak terlihat. #APASIHEUIS #Kebanyakannontonfilmhoror

Di dalam mercusuar


Nah kalau ke Pulau Rangit dan naik mercusuar kita dikenakan biaya Rp10.000 per orangnya. Tapi kalau bapak-bapak itu gak ada yaah gak bayar. Kabuurrr ajaa.. hehehehe


Sebenarnya masih banyak lagi pulau yang worth untuk di datangi. Tapi sayang waktunya kami gak banyak. Itu pun sudah dipas-pasin waktu pulang tetap aja telat sampai sekolah seninnya. Itu bukan karena maunya kami yaa. Tapi pas hujan deras pohon-pohon di daerah Subussalam tumbang dan menutup jalur lintas Aceh-Medan sampai Senin pukul 05.30 AM. Akhirnya kami harus putar arah dan masuk jalan via Tapanuli Tengah. Gak tau lah jauhnya gimana. Pokoknya tiba-tiba udah di Humbahas aja. Can you imagine how far is it? Waktu yang seharusnya 7 jam perjalanan jadi 15 jam.

Oh iya sekalian klarifikasi aja nih buat netijen yang kemarin nyinyirin kami waktu kami telat masuk kerja. Nah kapal dari Pulau Balai-Singkil  atau Singkil-Pulau Balai itu gak bisa semau kita. Yaah kita harus ngikuti jam-jam yang sudah diatur. Itu pun cuma satu kali penyebrangan per harinya. Makanya Dari Pulau Balai kami jam 1.30 PM sampai di Singkil jam 5 PM. Bukan maunya kita pulang jam segitu atau kitanya gak bisa ngatur jadwal yaaaaaa sodara-sodara.
Kalau mau naik Speedboat bisa sih lebih cepat dan semau kita, tapi yaah lebih mahal dan gak bisa muat banyak. Jadi untuk tuan dan puan yang mau liburan ke Pulau Banyak yang uangnya banyak bisa milih opsi naik speedboat. But you don't have to be rich to travel well #Sekian

Bahagia itu sederhana dan mudah

"Travelling - It leaves you speechless, then turn you into a storyteller" Ibn Batutta

Yuhuuu travelling memang harus menghabiskan uang dan lelah. But it's all worth of what we've got. 
Karena memang lebih baik melihatnya sendiri daripada mendengarnya ribuan kali. Maka itu travelling lah. Jelajahi dunia dengan segala isinya. Belajar lah dengan orang baru dan dari alam agar kita tahu siapa diri kita yang sebenarnya. 

Mari sedikit piknik biar hidup gak terlalu panik. Mari cari kesenangan jangan melulu cari masalah yang buat hidup jadi susah.

View dari mercusuar
Terima kasih untuk teman-teman seperjalanan yang sudah susah dan senang bersama.
Terima kasih untuk Bang Wandi yang telah melayani kami dengan baik.
Untuk teman-teman yang lain yang ingin ke Pulau Banyak bisa hubungi abang ini di nomor
WA: 085359393040
IG: @wandipb
Testimoninya bintang 5 dehh....
Oh iya kalau mau rental mobil juga bisa dengan Efrizal Siregar di nomor 081263399469 (bayar endoresenya yaa bang) 

Finally, hidup lebih berwarna saat kita jalanke luar dari tempat nyaman kita.
Let's go travel yerobeun..
Wassalam

Bersama Bang Wandi dan teman-teman baru yang bertemu di Kapal pulang ke Singkil

"The more I traveled the more I realized that fear makes strangers of people who should be friends.” – Shirley MacLaine


~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~THANK YOU~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~


****Bonus Pic yang belum terupload

Si adek kecil yang sebenarnya besar...ahahaha

Rumah tempat kita nginap. Makan ikan Kerapu dan Pop Mie masak buatan Bang Yudai
Bilang sama Dilan yang berat itu bukan rindu, tapi jalan kaki 1 km bawa baju basah
ki-ka: Tao Ming Tse, Hua Ze Lei, Ximen, Mi Zhuo. Mereka adalah F4 zaman old
Kapal kami saat keliling pulau

Hawa lagi

The Ladies minus aku. Aku yang ambil.
Biar kelihatan ada padahal entah dimana

Our banner 

Salam dan sekian dari Pulau Banyak

No comments:

Post a Comment

Wikipedia Korea Yang Tobat

Aku adalah perempuan dewasa yang sudah berusia kepala tiga. Kegilaan ku terhadap dunia Korean wave dimulai sejak aku SMA kelas 1 ya...