Euistory: Being a Part of CT Foundation

Monday 27 October 2014

Being a Part of CT Foundation





Memulai tulisan ini sedikit agak ragu, karena tulisan terakhir dari blog ini sekitar 2 tahun yang lalu.  dan selama 2 tahun ini kemanakah aku berada sehingga menelantarkan blog ini?? Andai aku lebih aktif maka akan banyak tulisan di blog ini, mengingat 2 tahun belakangan ini banyak cerita yang bisa dibagi. Selama 2 tahun ini aku mengalami transisi tempat kerja. Dari sebelumnya di Potensi Utama sekarang pindah di SMA Unggulang CT Foundation. Sudah setahun belakang ini aku bekerja di Sekolah yayasan milik Chairul Tanjung yang bernama SMA Unggulan CT Foundation. Aku akan sedikit bercerita mengenai sekolah ini yang meurutku agak sedikit unik.

SMA Unggulan CT Foundation awalnya bernama Rumah Anak Madani (RAM) bertempat di Jl. Veteran Pasar VII, Desa Manunggal, Labuhan Deli Deli Serdang. Memang terletak di Kab. Deli Serdang tetapi lokasi sekolah tersebut sangat dekat dengan rumah ku. Sekitar 4 km dari rumah. Jadi karena aku menggunakan sepeda motor jadi perjalanannya memakan waktu 10-15 menit. Yaah tapi walau dekat tetap aja sering terlambat yaa...tetap aja sering ngebut-ngebut dijalan karena takut telat..heheheh
Tahun 2010 RAM berubah menjadi SMA Unggulan CT Foundation. Pak Chairul Tanjung atau yg biasa disapa Pak CT membuat yayasan ini menjadi Sekolah setingkat SMA dan sekolah ini merupakan sekolah yg memberikan Full Scholarship utk siswanya. Syaratnya haruslah miskin dan memiliki akademik yg bagus dan diatas rata-rata. Sekolah ini juga mirip seperti pesantren yg mengharuskan siswanya hidup berasrama. belum lagi semua aktifitasnya juga berbau Islam. Tetapi sekolah ini tidak berbasis agama, melainkan berbasis IPA sehingga gak bakaln ditemui pelajaran Geografi, Antropologi dan kawan-kawan IPS lainnya.


Itu lah sejarah dan gambaran singkat mengenai SMA Unggulan CT Foundation. Dan aku bergabung kesekolah ini setelah 4 tahun sekolah ini berdiri. Tepat tanggal 01 Juli 2013 aku bersama teman-teman lainnya yg telah dinyatakan lulus dari ujian yangg ribet dan berkepanjangan itu masuk ke CTF. Kami ada 16 orang yang terdiri dari guru-guru mata pelajaran dan aku sebagai pustakawannya. Walaupun aku sering melewati CTF ini tetap saja aku tak tahu apapun tentang sekolah ini. Awal-awal masuk benar-benar buta sekolah ini, karena memang tidak seperti SMA lainnya yg ada di Medan. Siswanya benar-benar aktif datang ke perpustakaan. aktif bertanya, dan benar-benar sopan sehingga membuat diri ini betah dan nyaman.Tapiiiiiii............ itu hanya bertahan sekitar 4 bulan. artinya bukan berarti mereka berubah, hanya saja aku yg sedikit bosan. Ntah lah kenapa, tapi ada masa kan dalam hidup ini kita ketemu titik jenuh yang kita sendiri pun tak tahu mengapa. Itu sih tergantung pribadi masing-masing dalam menyikapinya.

Karena Siswanya sedikit, jadi untuk mengingat satu-satu nama mereka sangat mudah. Sebanyak Potensi Utama aja yang mahasiswanya ribuan aku bisa ingat ini cuma 300 siswa!! Dari samua siswa memang ada yang cukup dekat denganku, tapi aku gak bisa sebut namanya disini, gak enak aja kalau dibaca anak-anak yang lain. Kesannya kayak pilih kasih aja gitu. Mereka itu lucu-lucu, yah tingkah polos anak remaja lah. Melihat mereka seakan flashback ke zaman aku remaja juga. Sering mikir sendiri rasanya aku ingin mengulang masa remaja itu, memperbaiki hal-hal yang tidak baik, merestart kembali cita-cita biar bisa hidup lebih baik. Tapi time goes up...(cuma bisa menghela nafas dan kemudian diam)

Selama setahun menjadi bagian CTF banyak hal yang sudah aku bagi ke mereka (Siswa) dan yang aku dapatkan dari mereka. Berbagi pengalaman, berbagi cerita, berbagi ilmu dan berbagi makanan juga :D
Karena mereka berasal dari keluarga yang tidak mampu, mereka banyak memberikan ku hal-hal yang selama ini kurang kusadari yaitu Syukur. Mereka bisa bertahan dengan kemiskinan, keluarga yang berantakan, dan bahkan ada yang hidup tanpa orang tua. Tetapi mereka masih bisa tertawa, bahagia menikmati hidup ini. Disini seolah mereka lupa kemiskinan yang selama ini membelunggu mereka. Maka itu mereka harus benar-benar sekolah dengan baik dan menuju universitas untuk merentaskan kemiskinan yang mungkin akan menular bila mereka tak sekolah.
Tapi terkadang hal itu juga bisa jadi bumerang buat CTF, karena mereka yang biasanya bisa survive diluar sana, tapi saat masuk ke CTF yang semuanya diberikan secara gratis, mereka bisa menjadi pribadi yang malas dan lemah bertarung. Oleh sebab itu CTF merubah sistem pendidikannya, untuk membuat mereka jauuuuh lebih kuat dalam pertarungan di lingkungan luar sana. Sistem yang lebih keras. Percayalah pro kontra yang terjadi itu biasa tapi pasti punya tujuan yang baik. Mungkin tak sekarang, tapi bisa jadi beberapa tahun kedepan.

Kedekatan antara guru dan siswa, bukan hanya sekedar siswa yang diajarkan atau guru yang mengajarkan. Kami lebih seperti orang tua, kakak dan keluarga bagi mereka. Karena mungkin sistem sekolah yang berasrama kali yaa, makanya kedekatan itu terasa berbeda.

CTF menawarkan siswa-siswa yang menyenangkan yang sangat beda dengan siswa SMA lainnya di luar sana. Zaman sekarang ini, mana ada sih siswa SMA yang mainannya masih balon-balon sabun itu. Tapi anak-anak ini (aku lebih suka menyebut mereka anak-anak) tingkat kepolosannya masih murni dan belum terkontaminasi. Itulah mungkin yang belum bisa dilupakan bila sudah keluar dari CTF. Bahkan guru-yang sudah resign saja belum bisa melupakan anak-anak dengan segala tingkah lakunya.

Interaksi dengan guru-gurunya juga menyenangkan. Mereka berasal dari Background pendidikan yang berbeda.. ya iya lah masak guru matematika lulusan bahasa.. pasti beda-beda lah pendidikannya. Dan itu yang membuat ku suka, saat mau belajar Bahasa Inggris, ada gururnya. Mau belajar matematika ada gurunya, jadi bisa belajar gratis...hahahhaah (gratis itu penting dimanapun)

Ada banyak suka dan duka selama menjadi bagian CTF. Aku pernah tertawa sampai sakit perut, pernah menangis tersedu-sedu sampai mata ku bengkak, pernah sangat bersemangat sampai gak ingat pulang ke rumah, dan pernah bosan-sebosannya sampai rasanya ingin tiduran di rumah dan gak mau ngelakukan apa pun. Tapi itu semua adalah tahap dimana kita bertambah dewasa dan belajar dari pengalaman. Tahap dimana aku, harus bisa move on dari masalah-masalah dan belajar terus belajar.
Pelajaran yang selalu aku ambil adalah, dimanapun kita berada kita gak akan pernah lepas dari masalah. Jangan pernah membandingkan disini lebih enak dari disana atau sebaliknya. Karena setiap detail masalah yang datang pasti berbeda. Setiap keasyikan yang ditawarkan pasti juga gak mungkin sama.

Being a part of CT Foundation mungkin menjadi salah satu memorable of my life yang gak mungkin terlupakan. Aku benar-benar senang bisa bertemu dengan orang-orang hebat (guru) dan orang-orang yang bakalan menjadi hebat (Siswa) Amiiiiin......

Dan di bawah ini ada foto-foto selama menjadi bagian di CTF ^_^

Guru-guru CTF dan foto ini diambil saat akan sesi perfotoan dengan seluruh siswa

kumpulan foto saat camping dengan anak-anak di Sibolangit
Bandara Kuala namu saat mengantar Teh Rahma pulang ke Bandung
tingkah laku kami kalau lagi selfie

perfotoan bersama kelas Avicenna 2013

the boys of Avicenna
memanen jambu bersama Irma
The girls of my beloved students




Sampai jumpa di postingan berikutnya
Khamsahamnida ^_^v

#CTFoundation #Teman #Memorable



No comments:

Post a Comment

Wikipedia Korea Yang Tobat

Aku adalah perempuan dewasa yang sudah berusia kepala tiga. Kegilaan ku terhadap dunia Korean wave dimulai sejak aku SMA kelas 1 ya...