Euistory: Buku, Drama Korea dan Eropa

Tuesday 16 August 2016

Buku, Drama Korea dan Eropa


Perpustakaan Nasional Republik Ceko

Akhirnya bisa menulis lagi setelah sekian abad lamanya mendekam dalam tumpukan buku dan pekerjaan yang tak pernah usai. hmmm sempat gak sempat memang harus disempati biar otak ini gak tumpul lagi. LAGI karena memang udah pernah tumpul.
pernah kan dalam hidup mu kalau kamu sedang lagi mandeg-mandegnya. Malas-semalasnya yang bahkan kamu gak tau apa nama tempat yang sering kamu lalui atau lewati. Atau bahkan gak tau nama teman kamu sendiri. Siapaaa yaa nama anak itu. itu lhoo yang mirip Song Joong ki. Giliran Song Joong Ki aja hapal luar kepala. Juz Amma tuh dihapal Euis!!

Nah pada masa aku dimana gak tau apa-apa bahkan lupa segalanya, Aku merasa hampa tanpa daya. Kok bisa yaa hal yang mungkin diingat kok tiba-tiba lupa. Bahkan hanya sekedar menghapal nama stadion Real Madrid, Santiago Bernebau, Aku lupa selupa-lupanya. Iya  aku emang udah jarang lihat pertandingan sepak bola lagi sejak memasuki dunia kerja. Karena aku gak sanggup menahan kantuk di tempat kerja kalo nonton bola dini harinya. Yup sepak bola adalah salah satu hal di hidupku yang sudah hampir terlupakan oleh ku. Bahkan hilang. Jangan tanya aku si Torres udah dimana sekarang, di klub mana kah dia mencari nafkah.


Ada juga satu hal yang hilang dari diriku yaitu kebiasaan membeli buku. Waktu kuliah dulu aku cukup sering beli buku, majalah, dan koran. Tapi setelah kerja bahkan punya penghasilan sendiri, buku seperti salah satu item yang terlupa olehku. Mungkin karena kerja di dunia yang dikelilingi buku, aku semacam gak butuh buku lagi untuk bahan bacaanku di rumah. Tinggal ambil di rak buku, bawa pulang dan diamkan. yup  kebanyakan buku yang kuambil dari sekolah lebih banyak diam manja di meja belajar daripada aktif bekerja di tangan.

Hidupku memang sudah sangat monoton dengan rutinitas yang itu-itu aja. Kadang aku sering berpikir aku harus berubah. Tapi sedetik kemudian kau lupa dengan apa yang kupikirkan itu.
Sesaat yang lalu aku disibukkan dengan dengan lomba perpustakaan yang akan diikuti sekolah. Segala persiapan baik infrastruktur maupun administrasi harus aku siapkan dengan baik bersama tim. Kebiasaanku adalah apabila kau sudah melakukan pekerjaan dan memiliki target, aku dengan sungguh-sungguh harus melakukannya. Bahkan sampai tidak harus pulang dan menginap di sekolah. Bukan karena loyaliltasku terlalu tinggi, tapi bawaan diri aja gak bisa diam dan tenang kalau sesuatu itu tidak siap sesuai waktunya.

Aku memang tercebur ke dalam dunia buku dengan segala katalogisasinya. Aku bahkan melupakan lomba yang ingin sekali aku ikutin yaitu program fellowship exchange ke Amerika. Aku membiarkan aja gitu kesempatannya. hmmmmmm..... aku memang gak bisa fokus bila melakukan dua pekerjaan yang berbeda dalam satu waktu. Emang gagal fokus dan susah move on anaknya. Tapi hasil kerja keras dalam perlombaan perpustakaan ini akhirnya membuahkan hasil. Akhirnya sekolah ku memenangkan juara 1 sebagai perpustakaan SMA terbaik tingkat Propinsi Sumatera Utara dan berhak untuk ikut ke tahap nasional. Yaah semoga aja kami bisa menang ke tingkat yang lebih tinggi lagi. Sampai Dunia akhirat maksudnya. 
 
piagam penghargaan dari gubsu untuk Juara 1 Perpustakaan terbaik se-Sumut

Selain disibukkan dengan segala administrasi dan persiapan lomba, hari-hari ku juga disibukkan dengan drama Korea yang berseliweran di sosial media. Mulai dari drama terheboh 2016 Descendants of the Sun miliknya abang Song Joong Ki dan kakak Song Hye Kyo. Sampai drama yang entah apa jalan ceritanya karena memang gak enak sama sekali (menurutku) Semua itu habis ku tonton. Sepanjang 2016 saja hampir semua drama yang tayang di 2016 ku tonton. Sampai harus rela nunggu drama itu tayang di Korea. Biasanya kan setelah drama itu selesai tayang, baru mulai marathon dan kejar tayang untuk nontonnya. Tapi kini harus rela menunggu episode demi episode tayang di Korea sono. 

Descendants of the Sun yang merupakan drama terheboh 2016
Drama Korea seperti mengganti kesibukanku dalam menonton pertandingan sepak bola setiap weekend. Seperti yang kusebutkan diatas, Aku gak tau lagi Fernando Torres sudah di klub mana, berapa gaji Christiano Ronaldo setiap bulannya, berapa skor pertandingan Liverpool vs Manchester United, klub mana yang menjadi puncak klassemen liga Italia. Semua itu terlupa. Bagai mantan yang hilang dalam ingatan. Tapi jangan tanya apa dram terbaru Lee Min Ho, siapa lawan main Lee Jong Suk, Gimana jalan cerita Oh Hae Young Again. Semuanya terekam manis dalan memori bahkan setiap detail adegannya. hmmmmmmmm..... *uhuk* *kissing scence* uhuk* 
Sampai addictednya aku dengan Drama Korea, Aku bahkan sudah lupa dengan Kpop-Kpopan itu lagi. Ini karena Super Junior gak aktif buat album lagi setelah ditinggal wamil oleh sebagian membernya. Jadi semangat berspazzing Kpop hilang sudah. Kapan kalian balik wahai oppa-oppa sableng??? adek rinduuuuuuuuu
 
Super Junior yang hilang ditelan samudra Elf. Credit as tagged.

Aku mulai berfikir kehilangan momen berKpop ini karena pengaruh usia, yang sudah waktunya untuk menikah dengan laki-laki biasa. Bukan Doryonim asal Korea. Sudah waktunya memikirkan diri sendiri dan bukan khayalan indah masa SMA lagi. Aku mulai menata kembali hidupku sebenarnya mau apa dan mau bagaimana. Bermimpi pun aku sudah malas. Sampai akhirnya entah kenapa aku membeli buku 99 Cahaya di Langit Eropa. Buku milik Hanum Salsabila Rais. Mbak Hanum seakan menjadi gravitasi mimpiku. Yah Eropa. Aku memang sangat ingin sekali meginjakkan kaki ke Benua Eropa. Melihat alam di Swiss yang katanya gak beda jauh dengan Tongging. Mengamati Menara Eiffel yang sebenarnya lebih mirip gardu listrik. Duduk manis dipinggiran Sungai Seine, menikmati cappucino asli dari negara asalnya Italia dan bahkan aku sangat ingin menonton sepak bola langsung di stadion sepak bola besar di Eropa.  
Novel yang sangat bagus yang membuktikan kebesaran Islam di Eropa
Tapiiii itu semua awalnya kenapa aku ingin ke Eropa. Setelah aku membaca novel 99 Cahaya di Langit Eropa, aku jadi penasaran dengan situs-situs sejarah Islam yang ada di Eropa. Yang sekarang merupakan agama minoritas di beberapa negara disana. Aku ingin merasakan hidup dipinggiran kota, tidur di stasiun kereta, berenang di laut mediterania, kedinginan di Rusia, Bungge Jumping di Verzasca Dam, masuk keluar museum di Austria, berkunjung ke perpustakaan-perpustakaan nasional, dan berada di kota tua Skotlandia. Ya, semua itu adalah hal yang aku inginkan bila ke Eropa. Hopefully it's not only stay in my dream siih yaaa....
Swiss... yang kalo dilihat-lihat mirip Tongging yaa

Buncahnya keinginan untuk ke Eropa lagi seakan menjadi titik balik untuk menata kembali cita-cita ku dan mau jadi apa aku sebenarnya. Keinginan untuk menjadi mommy blogger yang stay in comfort at home adalah impianku setelah menikah. Aku ingin serius di dunia tulis menulis. Ingin ikut lomba yang bisa membawaku ke Korea bahkan ke Eropa. Sampai saat ini hanya seginilah mimpi yang bisa kurangkai. Semoga ada jalan yaah agar aku bisa kesana. Sesuai dengan motto hidupku "ke luar negeri harus gratis" karena kalau bayar sensasi kenikmatannya kurang greget. (bilang aja gak ada modal lu Euis) 
Mau berenang di dalam laut mediteraniaaaaaa


Semoga bisa duduk di bangku penonton di stadion Giuseppe Meazza atau bahkan duduk dibangku cadangan pun boleh

Keindahan alam yang sangat sayang untuk disia-siakan selagi kita masih hidup. Mencoba segala bentuk kemungkinan adalah salah satu cara untuk mewujudkan mimpi yang kita punya. Aku pun demikian. Buku dimana sebagai gudang ilmu, drama Korea adalah hal untukku menghabiskan waktu yang kadang sia-sia tapi banyak juga pelajaran yang bisa diambil. Dan Eropa... Benua yang benar-benar sangat igin ku pijak.
Aku akan terus berusaha untuk belajar dan belajar lagi, membaca dan membaca lagi. Raditya Dika pernah berkata gak akan mungkin kamu bisa nulis kalau kamu gak pernah baca. Bahkan surat Alquran pertama yang turun adalah Iqra' yaitu bacalah. So jangan malas membaca. Semoga tulisan ini ada yang membaca.




No comments:

Post a Comment

Wikipedia Korea Yang Tobat

Aku adalah perempuan dewasa yang sudah berusia kepala tiga. Kegilaan ku terhadap dunia Korean wave dimulai sejak aku SMA kelas 1 ya...