Euistory: Dear Aku ( Sebuah Review Buku Dari Buku Pernah Tenggelam)

Monday 14 October 2019

Dear Aku ( Sebuah Review Buku Dari Buku Pernah Tenggelam)



Dear Aku,

Wahai jiwa yang pernah tenggelam dalam halunisasi kedalam ketampanan opaa dan kecantikan oenni. Kapan kamu mau berubah siih??
Kapan waktu berharga mu yang seharusnya produktif jadi sia-sia gara-gara berjam-jam lihatiin oppa akting dan pelukan bahkan ciuman dengan lawan mainnya??
Kapan kamu bisa hapalin surah Alquran karena hapalan mu adalah soundtrack drama atau lagunya sekumpul
laki-laki dan perempuan yang menyanyi sambil menari??
Kapan kamu mau gitu-gitu aja??
Dajjal mau turun lhoo, masih belum mau tobat??

Dear Aku,

Kenapa siih kamu lebih tahu jalan cerita drama ini atau drama itu daripada jalan cerita para sahabat rasul yang sudah berjuang mati-matian membela agama mu??
Kenapa siih kamu lebih sedih saat oppa cerai sama istrinya atau meninggal karena bunuh diri daripada sedih lihat anak-anak Gaza atau saudara muslim lainnya yang ditindas Bangsa Yahudi dan sejenisnya??
Kenapa siih kamu lebih suka baca portal berita segala sesuatu tentang oppa daripada mendengarkan ceramah agama dari ustadz-ustadzah yang lebih baik bagi jiwa dan pengetahuan mu??


Dear Aku,

Kok kamu marah siih saat ada yang bilang kalau oppa kamu adalah plastik tapi biasa saja saat agama mu dihina?
Kok kamu mau berdebat habis-habisan  kalau segala sesuatu tentang idola Korea mu disinggung dan tak sesuai hati mu, tapi diam saja saat ada orang mencaci maki agama mu??


Agama mu apa sihh Aku?? Apa kabar dengan iman mu?? Walau kamu bilang masih bisa menyeimbangkan antara nonton dan sholat, tapi yakin saat sholat bisa khusyuk saat drama yang ditonton lagi seru-serunya?? Yakin membaca Al-quran bisa lebih lama daripada streaming lagu oppa biar menaikkan views MV mereka di Youtube??


Dear Aku,

Pernah nangis enggak siih waktu baca atau mendengar perjuangan Rasulullah dulu saat dihina, dicaci maki, dilempari batu bahkan kotoran?? Tapi nangis terharu biru saat menonton drama. Padahal mereka fiktif, tak nyata, berpura-pura.


Dear Aku,

Kamu tuh megidolakan cerita cinta Gu Jun Pyo - Geum Jan Di, Do Min Joon - Chon Soen Yi, atau cerita romance dari drakor yang lain. Padahal kamu tau enggak kalau cerita cinta Rasulullah - Siti Khadijah jauuh lebih romantis. Cerita Ali Bin Abi Tholib - Fatimah Azzahra gak kalah romantisnya, yang bahkan syetan saja tidak tahu kalau mereka saling memendam suka, sehingga tak bisa digoda.


Dear Aku,

Islam mengajarkan untuk mengejar akhirat, kenapa kamu malah tertipu daya dunia yang jauh dari Islam. Kenapa kamu selalu suka galau yaah karena kamu gak pernah menenangkan hatimu dengan membaca Al-quran. Kamu malah putar lagu ost. drama dan melafalkannya dengan sangat baik. Pantas lah masalah mu tak pernah selesai.


Dear Aku,

Mari berubah menjadi lebih baik karena kematian bisa datang kapan saja tanpa bisa melobi Joseungsaja (malaikat maut) seperti drama-drama yang kamu tonton. Tak ada kesempatan kedua di dunia bila kamu sudah tiada. Karena alam kubur adalah alam kamu berikutnya hingga akhirnya hisab mu mentukan kau pantas dimana sesuai dengan tingkah laku mu di dunia.



Aku adalah seorang yang pernah tenggelam dalam lautan dunia Korea, Sejak SMA hingga sekarang. Jangan menguji pemahaman Korea ku, aku hapal. Jangan tanya drama apa yang terbaru dan bagaimana ceritanya, aku tahu. Jangan diskusi masalah kabar terbaru dan berita terhangat tentang oppa, aku lebih update tentang itu.


Lantas kenapa aku akhirnya memilih memutar balik dari jalan Korea-koreaan?? Karena aku seperti berada di persimpangan jalan yang bingung mau kemana dan saat aku memilih jalan Korea, aku merasa hampa.

Saat waktuku lebih banyak nonton drama daripada baca Quran, hatiku berdesir dalam hati, ini salah.

Saat aku biasa saja bahkan suka melihat adegan romantis yang dipaparkan para aktris dan aktor, aku merasa aku munafik. Aku malu dengan hijab yang kugunakan.



Saat aku teriak benci LGBT tapi ketawa-ketawa bahagia melihat para lelaki itu mesra dengan sesama mereka dalam balutan kata BROMANCE aku merasa aku jijik pada diriku sendiri.

Awalnya aku kira waktu ku bakalan sepi saat aku tak nonton drama Korea, namun kenyataannya saat sudah 4 bulan tak nonton, unfollow semua akun Korea, Saat feed history Instagram ku lebih banyak akun dakwah dan masaka-masak, aku merasa lebih bermanfaat. Allah mengganti waktu sia-sia ku dengan kegiatan yang lebih berkualitas.


Ibnu Mas'ud radhiallahu'anhu berkata: 
"Tiada yang pernah kusesali selain keadaan ketika matahari tenggelam, usiaku berkurang, namun amalanku tidak bertambah"


Alhamdulillah setelah baca buku "Pernah Tenggelam" karya Fuadh Naim, aku semakin yakin untuk berubah. Ketawa-ketawa sendiri karena betapa bodohnya aku dulu. Merasa ngejleb karena banyak hal yang tersindir. Dan merasa yakin untuk berenang kedasar kesadaran menuju kebahagiaan yang haqiqi yaitu Surga.


"Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh dan nasehat menasehati supaya menataati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran" 
Q.S. Al-Ashr: 1-3

No comments:

Post a Comment

Wikipedia Korea Yang Tobat

Aku adalah perempuan dewasa yang sudah berusia kepala tiga. Kegilaan ku terhadap dunia Korean wave dimulai sejak aku SMA kelas 1 ya...